Matamata.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa proses pembenahan sistem Coretax terus menunjukkan kemajuan, meski belum dapat diselesaikan dalam waktu sebulan seperti yang semula dijanjikan.
Menurut Purbaya, keterlambatan tersebut terutama disebabkan oleh kontrak kerja dengan LG CNS-Qualysoft Consortium sebagai pihak pengembang. Ia menjelaskan bahwa masalah yang bisa ditangani oleh tim internal pemerintah telah dirampungkan, sementara sebagian lainnya masih menunggu koordinasi dengan pihak LG.
“Ternyata masih ada bagian-bagian yang terikat kontrak dengan pihak LG, di mana kami belum dikasih akses ke sana karena mereka masih mengerjakan itu. Baru Desember dikasih aksesnya ke kami,” ujar Purbaya dalam taklimat media di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat.
Purbaya memaparkan bahwa gangguan pada sistem Coretax terjadi di beberapa lapisan, yakni upper layer, middle layer, programming layer, dan operational layer.
Di upper layer, kendala disebabkan oleh jaringan internet dari Telkom yang belum optimal, sehingga pengguna kerap mengalami time out atau gagal login. Ia menyebut langkah mitigasi sudah dilakukan dengan memindahkan trafik jaringan ke Lintasarta.
“Status Telkom di-take out, sementara trafik diteruskan via Lintasarta. Jadi yang di depan sudah selesai yang upper layer,” jelasnya.
Sementara itu, masalah di middle layer berkaitan dengan manajemen session dan cookie yang belum tertata rapi, menyebabkan halaman sering terlempar, akses menjadi lambat, atau bahkan terblokir. Untuk memperbaikinya, Kemenkeu menerapkan CDN dan firewall sebagai pelindung aplikasi.
Pada programming layer, kesalahan logika pemrograman menjadi pemicu munculnya pesan error di sisi pengguna. Purbaya menyebut perbaikan di lapisan ini baru terselesaikan sebagian karena masih menunggu tindak lanjut dari LG.
“Sekarang mereka sudah lebih cepat, walaupun masih lambat, tapi mereka sudah kirim orang ke sini. Jadi, kami optimalkan perbaikan dengan kendala yang ada dalam hal ini, sebagian masih dipegang LG,” tambahnya.
Adapun pada operational layer, kendala utama berupa munculnya error 500 dan lambatnya penampilan data. Purbaya mengatakan pihaknya masih terus mempelajari penyebab dan solusi terbaik untuk masalah tersebut.
Purbaya memperkirakan seluruh kendala sistem Coretax dapat diselesaikan pada Januari atau Februari 2026, setelah kontrak kerja dengan vendor berakhir. Ia juga menegaskan bahwa ke depan Indonesia harus mampu mengembangkan teknologi secara mandiri.
Purbaya optimistis, “Indonesia memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk mengembangkan teknologi sendiri, sehingga tak perlu lagi bergantung dengan vendor asing.” (Antara)
Berita Terkait
-
PPN 2026 Masih Dikaji, Menkeu Tunggu Arah Pertumbuhan Ekonomi
-
Menkeu Purbaya Tegas: Sitaan Balpres Ilegal Tak Akan Dikirim untuk Korban Bencana Sumatera
-
Puan Temui Ketua Kadin Bahas Sinergi Pengusaha dengan Program Pemerintah
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
-
Ekonomi Kuartal IV Diprediksi Melambat, Purbaya Siapkan Opsi Suntikan Dana dan Tambahan Anggaran BNPB
Terpopuler
-
Kumara Perkenalkan 'Dari Ketiadaan', Debut Instrumental yang Meramu Psychedelic, Jazz, hingga Etnik Indonesia
-
China Tegaskan Netral, Bantah Terlibat Pasok Senjata ke Kamboja
-
Jatim Tancap Gas Wujudkan Swasembada Gula, Produksi Tembus 1,2 Juta Ton per Tahun
-
Prabowo Targetkan Huntara Pengungsi Agam Tuntas Sebulan, Huntap Menyusul
-
Transaksi Judi Daring Anjlok, Menkomdigi Tegaskan Negara Hadir Lindungi Warga
Terkini
-
China Tegaskan Netral, Bantah Terlibat Pasok Senjata ke Kamboja
-
Jatim Tancap Gas Wujudkan Swasembada Gula, Produksi Tembus 1,2 Juta Ton per Tahun
-
Prabowo Targetkan Huntara Pengungsi Agam Tuntas Sebulan, Huntap Menyusul
-
Transaksi Judi Daring Anjlok, Menkomdigi Tegaskan Negara Hadir Lindungi Warga
-
Akses Jalan KKA Aceh UtaraBener Meriah Kembali Normal, Mobilitas Warga Pulih