Matamata.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan akan membangun Rumah Budaya Indonesia Syaikh Yusuf di lahan seluas 2.000 meter persegi di dekat kompleks Makam Syaikh Yusuf Al-Makassari, Macassar, Cape Town, Afrika Selatan.
“Syaikh Yusuf Al-Makassari adalah jembatan peradaban antara Nusantara dan Afrika Selatan. Rumah Budaya Indonesia Syaikh Yusuf akan menjadi simbol persahabatan abadi kedua bangsa yang telah terjalin sejak ratusan tahun lalu,” ujar Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon saat mengunjungi makam Syaikh Yusuf di Cape Town, Jumat (31/10).
Melalui pembangunan rumah budaya tersebut, Kementerian Kebudayaan RI berupaya memperkuat ikatan historis dan persahabatan antara Indonesia dan Afrika Selatan.
Dalam siaran pers kementerian yang diterima pada Sabtu (1/11), disebutkan bahwa Rumah Budaya Indonesia Syaikh Yusuf akan difungsikan sebagai pusat kegiatan seni, budaya, dan interaksi antarkomunitas.
Selain itu, fasilitas tersebut akan menjadi ruang untuk menanamkan nilai-nilai spiritualitas, toleransi, serta mendorong pertukaran budaya dan riset sejarah.
Syaikh Yusuf atau Abadin Tadia Tjoessoep lahir di Makassar pada 1626. Ia merupakan keponakan Sultan Alauddin, raja pertama Gowa yang memeluk Islam pada 1603.
Selain dikenal sebagai ulama, Syaikh Yusuf juga merupakan tokoh perlawanan terhadap penjajahan Belanda di Asia Tenggara.
“Perjuangan Syaikh Yusuf Al-Makassari hingga dipenjara di Batavia dan kemudian dipindahkan ke Colombo, Ceylon (kini Sri Lanka), hingga diasingkan ke Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) Afrika Selatan, menunjukkan besarnya pengaruh beliau dalam melawan penjajahan,” tutur Fadli.
Syaikh Yusuf diasingkan pada 27 Juni 1693 di lahan pertanian Zandvliet, di tepi Sungai Eerste, Afrika Selatan. Daerah tersebut kemudian dikenal sebagai Macassar, sebagai bentuk penghormatan terhadap tanah kelahirannya.
Selama masa pengasingan, Syaikh Yusuf berdakwah dan membuka tempat perlindungan bagi para budak, sekaligus membentuk komunitas Muslim pertama di Afrika Selatan. Ajarannya kemudian menyebar ke wilayah Cape Town dan sekitarnya.
Ulama yang dijuluki Bapak Islam Afrika Selatan itu wafat pada usia 73 tahun pada 23 Mei 1699. (Antara)
Berita Terkait
-
Gibran Wakili Prabowo di KTT G20 Johannesburg, Indonesia Siap Perkuat Peran Global
-
PM Israel Netanyahu Tuding Afrika Selatan Munafik, Tak Terima Lakukan Genosida di Gaza
-
5 Fakta Menarik Zozibini Tunzi, Miss Universe 2019
-
Eksotisnya Miss Universe 2019 Zozibini Tunzi
-
5 Momen Liburan Ashanty ke Afrika Selatan, Seru Banget!
Terpopuler
-
Kumara Perkenalkan 'Dari Ketiadaan', Debut Instrumental yang Meramu Psychedelic, Jazz, hingga Etnik Indonesia
-
China Tegaskan Netral, Bantah Terlibat Pasok Senjata ke Kamboja
-
Jatim Tancap Gas Wujudkan Swasembada Gula, Produksi Tembus 1,2 Juta Ton per Tahun
-
Prabowo Targetkan Huntara Pengungsi Agam Tuntas Sebulan, Huntap Menyusul
-
Transaksi Judi Daring Anjlok, Menkomdigi Tegaskan Negara Hadir Lindungi Warga
Terkini
-
China Tegaskan Netral, Bantah Terlibat Pasok Senjata ke Kamboja
-
Jatim Tancap Gas Wujudkan Swasembada Gula, Produksi Tembus 1,2 Juta Ton per Tahun
-
Prabowo Targetkan Huntara Pengungsi Agam Tuntas Sebulan, Huntap Menyusul
-
Transaksi Judi Daring Anjlok, Menkomdigi Tegaskan Negara Hadir Lindungi Warga
-
Akses Jalan KKA Aceh UtaraBener Meriah Kembali Normal, Mobilitas Warga Pulih