Yoeni Syafitri Sekar Ayoe | MataMata.com
Atta Halilintar dan sang ayah. (Instagram/@halilintarasmid)

Matamata.com - Melalui kuasa hukum keluarga Halilintar, Rhaditya Putra Perdana, ayah Atta Halilintar menjawab semua tudingan mantan istri keduanya. Tuduhan menggelapkan duit senilai 40 ribu Euro atau setara Rp 720 juta yang diarahkan ke orangtua Atta Halilintar, yakni Halilintar Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk, dianggap mengada-ngada.

Hal tersebut disampaikan oleh Rhaditya Putra Perdana dalm jumpa pers. Menurutnya, alih-alih bersembunyi di balik akun Facebook bernama Ummi Afif Piliang, harusnya si penuduh muncul.

Atta Halilintar bersama ayahnya, Halilintar Anofial Asmid. [Instagram]

"Apakah masuk ke akal logika kita orang yang punya uang sebanyak itu tidak berani menampakkan mukanya, tidak berani menunjukkan identitasnya, tidak berani pulang ke Indonesia," kata Rhaditya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (4/9/2020).

Rhaditya menegaskan bahwa alamat rumah kliennya masih seperti dulu. Maka, bisa langsung datang ke sana tanpa harus gembar-gembor di media sosial bila ada urusan yang belum diselesaikan. 

"Saya rasa kalau domisili luar negeri bisa pinjem untuk nagih utang ke Indonesia, makanya saya bilang domisili kami tidak berubah, kalau ada hadir. Kalau klien saya ditutup pintunya, datang ke kantor saya. Ya saya dapat kuasa karena itu klien saya," ujarnya.

Orangtua Atta Halilintar, Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk. [Instagram]

Untuk Ummi Afif, keluarga Halilintar sejauh ini masih membuka pintu selebar-lebarnya. "Nggak mau menambah musuh tapi maunya saudara," ujarnya.

Rhaditya juga minta masyarakat untuk menilai kenapa si penuduh tak juga menampakkan batang hidungnya. "Saya rasa masyarakat pasti punya edukasi yang baik ya, orang utang memberikan pinjaman tapi nggak berani memunculkan wujud aslinya," katanya.

Akun Facebook Umi Afif Piliang sebelumnya menuduh ibunda Atta Halilintar sebagai penipu. Dalam curhatannya, Lenggogeni disebut pernah merayu menyerahan uang senilai 40 ribu Euro untuk membeli rumah di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Load More