Tinwarotul Fatonah | MataMata.com
Najwa Shihab. (Suara.com/Ismail)

Matamata.com - Najwa Shihab kembali buka suara usai acaranya, Mata Najwa, mengejutkan karena dirinya mewawancarai bangku kosong yang seolah-olah itu adalah Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto. Hal ini dilakukan Tim Mata Najwa karena Tewaran tak kunjung menerima undangan untuk tampil di acara tersebut dengan tujuan bisa menjelaskan ke publik soal penanganan pandemi Covid-19.

Putri Quraish Shihab ini menjelaskan konsep mewawancarai bangku kosong dalam acaranya yang hampir jarang dilakukan televisi lain. Di situ, Najwa sekaligus menekankan kalau apa yang dilakukannya itu sangat berbeda dengan format wawancara imajiner.

Najwa Shihab wawancarai kursi kosong Menkes Terawan (YouTube/MataNajwa)

"Di Indonesia, treatment menghadirkan bangku kosong ini mungkin baru sehingga terasa mengejutkan. Namun, sejujurnya, ini bukan ide yang baru-baru amat. Di negara dgn tradisi demokrasi dan debat yang lebih panjang dan kuat, misalnya Inggris atau Amerika, menghadirkan bangku kosong yang mestinya diisi pejabat publik sudah biasa.

Penjelasan Najwa Shihab pertama, dirinya sebenarnya tidak sedang melakukan wawancara. Ia hanya mengajukan beberapa pertanyaan yang itu bisa dijawab Menkes Terawan kapan pun dan di mana pun. Apalagi sekarang banyak medium untuk bisa bertanya maupun menjawab tanpa harus tatap muka.

Baru kemudian, Najwa menjelaskan pertanyaan yang muncul di acaranya bukanlah pertanyaan imajiner. "Pertanyaan yang saya ajukan memang bukan imajiner dan saya juga tidak mengarang atau membuatkan jawaban-jawaban fiktif seolah-olah saya sudah berdialog dengan Pak Terawan," bebernya.

Najwa Shihab. (Instagram/@najwashihab)

Bukan tanpa persiapan atau hanya sekadar demi tayangan, Najwa menyiapkan bangku kosong di acaranya sudah dipikirkan matang-matang. Bahkan ia menyinggung soal resiko dirinya dan tim ditudung melakukan persekusi atau bullying kepada Menkes Terawan. Sekali lagi Najwa menyakini, apa yang dilakukannya bukan untuk tujuan itu, apalagi aspek pihak yang lemah dalam konsep persekusi tak dimiliki Menkes Terawan sebagai pejabat publik.

"Saya berkeyakinan, elite pejabat, apalagi eksekutif tertinggi setelah presiden, bukanlah pihak yang less power -- aspek penting yang menjadi prasyarat sebuah tindakan bisa disebut persekusi atau bullying. Sulit menganggap pejabat elite adalah pihak yang lemah," jelas Najwa Shihab di postingan, Selasa (29/9/2020).

"Saya tidak cemas dengan Pak Terawan, karena seorang yang menjadi menteri pastilah sosok mumpuni dan berpengalaman. Yang kita cemaskan adalah perkembangan pandemi ini," lanjutnya. Alasan itu yang membuat Najwa dan tim menganggap Menkes Terawan penting untuk muncul ke publik untuk menjelaskan masalah pandemi covid-19.

Load More