Matamata.com - Deddy Corbuzier merupakan salah satu konten kreator Tanah Air dengan belasan juta subscribers YouTube. Tak ayal konten-konten Deddy berupa podcast yang kerap dinamai "Close the Door" selalu menjadi sorotan.
Deddy Corbuzier pun selalu berusaha menyuguhkan topik maupun bintang tamu yang berbeda dari konten-konten yang lain. Mulai dari artis, atlet, hingga menteri membuat podcast Deddy menjadi salah satu tontonan rutin pengguna YouTube.
Namun tak jarang pula konten Deddy Corbuzier yang jadi kontroversi. Simak rangkumannya berikut ini.
1. Konten Tutorial Gay Bareng Ragil Mahardika
Belakangan ini, Deddy Corbuzier menuai kontroversi karena mengundang pasangan gay Ragil Mahardika dan Frederik Vollert. Kehadiran Ragil dan Fred membuat Deddy dianggap mendukung gerakan LGBT hingga ajakan untuk berhenti berlangganan kanal YouTube miliknya digaungkan pengguna media sosial.
Deddy Corbuzier akhirnya menghapus konten tutorial gay dan meminta maaf karena telah menimbulkan kegaduhan. Deddy juga mendapat nasihat dari Gus Miftah yang memberikan ilmu tentang LGBT dalam pandangan Islam. Ragil Mahardika pun tak masalah kontennya bareng Deddy akhirnya dihapus.
2. Konten Bahas Pekerjaan Sosial 'Hukuman Rachel Vennya' Bareng Nikita Mirzani
Saat mengundang Nikita Mirzani, Deddy Corbuzier mendapat somasi dari Perkumpulan Profesi Pekerjaan Sosial atau Propeksos. Konten Deddy Corbuzier dan Nikita Mirzani kala itu membahas perihal kaburnya Rachel Vennya dari karantina usai pulang dari luar negeri.
Nikita Mirzani dan Deddy Corbuzier membicarakan pekerjaan sosial sebagai hukuman untuk Rachel Vennya. Nikita Mirzani kemudian menyebut penyapu jalan tol dalam pembahasan tersebut. Propeksos tidak terima karena merasa pekerjaan sosial dianggap pekerjaan serabutan hingga melayangkan somasi kepada Deddy Corbuzier.
Pada akhirnya somasi Propeksos dibatalkan setelah Deddy Corbuzier dan Nikita Mirzani menantang untuk membawa permasalahan ini ke jalur hukum.
3. Konten Bahas Orang Gila Bebas Covid Bareng Mongol Stres
Perkumpulan Jiwa Sehat (PSJ) juga pernah melayangkan somasi karena konten Deddy Corbuzier bareng Mongol Stres. Konten berjudul "Orang Gila Bebas Covid" dikritik karena penyebutan kata yang benar adalah Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). PSJ juga menegaskan apabila ODGJ tidak bebas Covid-19.
Deddy Corbuzier akhirnya minta maaf untuk menanggapi ancaman somasi PSJ dengan batas waktu 6x24 jam. Deddy juga menghapus kontennya bareng Mongol Stres sesuai permintaan. Dalam klarifikasinya, Deddy mengatakan tidak tahu apabila kata "Gila" harus diganti dengan "ODGJ".
Terkait pembicaraan apabila orang gila bebas Covid-19, Deddy Corbuzier menerangkan konteks pernyataan Mongol adalah sebuah komedi yang tidak disengaja untuk menyinggung pihak mana pun. Terlebih lagi Mongol sendiri adalah seorang komika. Bagaimana pendapatmu?
Berita Terkait
-
Resmi! Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier
-
6 Kontroversi Nafa Urbach, Dari Isu Obat hingga Bela Tunjangan DPR
-
Ahmad Dhani Sampaikan Permohonan Maaf Usai Ditegur MKD Atas Pernyataan Kontroversial Soal Marga
-
Awalnya Dijodoh-jodohkan Deddy Corbuzier, Jirayut dan Halda Pamer Kemesraan: Aduh Tatapan Matanya
-
Kado Pernikahan Deddy Corbuzier ke Sabrina Chairunnisa Bikin Melongo, Berawal dari Kalah Taruhan
Terpopuler
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
-
Siswa MTs di Banyuwangi Raih Medali Perak di Olimpiade Sains Junior Internasional Rusia
-
Kemenag dan LPDP Kebut Penyaluran Beasiswa Menjelang Batas Akhir Anggaran 2025
-
Bupati Aceh Timur Minta Hunian Darurat untuk Korban Banjir Lokop
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera
Terkini
-
Bandit Tayang Perdana di JAFF 2025: Drama Aksi tentang Pelarian & Balas Dendam
-
Bukan Sekadar Nostalgia: Ini 3 Alasan Setting Film 'Rangga & Cinta' Tetap di Tahun 2000-an
-
LAKON Indonesia Membawa Warisan dan Inovasi ke Panggung Utama Osaka World Expo
-
Siapa Rachquel Nesia? Aktris Muda yang Baru Resmi Menikah dengan Kevin Royano
-
Tak Perlu Bingung, Ini 5 Tips Mengunjungi Universal Studio Japan Saat Peak Season