Menyibak Tabir Cinta Dua Dunia di Crash Landing on You, Seindah di Drama?

Matamata.com - Seorang pewaris chaebol Korea Selatan secara tidak sengaja jatuh di Korea Utara saat paralayang. Dia diselamatkan oleh seorang perwira militer Korea Utara yang akhirnya melindunginya dan mempertaruhkan nyawanya untuk mengirimnya kembali ke Seoul. Terlepas dari perbedaan aksen, gaya hidup, budaya, pendidikan dan ideologi, mereka jatuh cinta.

Ini adalah premis "Crash Landing on You," drama hit terbaru dari tvN yang sudah memasuki episode akhir. Dengan pemeran terkemuka yang dipimpin oleh aktris Son Ye Jin dan aktor Hyun Bin, rom-com, yang ditayangkan perdana 14 Desember ini sontak jadi perbincangan panas karena penggambarannya yang jelas tentang Korea Utara, negara tertutup yang telah diselimuti tudung misterius selama beberapa dekade.

Kehidupan di utara perbatasan memang sudah sejak lama menjadi sumber inspirasi bagi banyak pikiran kreatif di Selatan. Lalu apakah kebiasaan dan settingnya benar-benar seperti aslinya?

Baca Juga:
Drama Crash Landing On You Tamat, Intip 5 Potret Perpisahan Para Pemain

Apakah benar-benar ada kisah cinta yang berpijak pada dua dunia dan rela mempertaruhkan segalanya seperti di drama?

1. Sinopsis

Drama tvN, Crash Landing on You yang dibintangi aktor kawakan Hyun Bin dan Son Ye-jin, menampilkan romansa rahasia melintasi perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara.

Baca Juga:
Sampai Lupa Suami, 3 Seleb yang Tergila-gila Pemeran Crash Landing On You

Drama fantasi-romansa dimulai ketika Yoon Se-ri, pewaris konglomerat Korea Selatan, secara tidak sengaja mendarat di Korea Utara saat paralayang. Dia bertemu dan diselamatkan oleh Lee Jung Hyuk, seorang perwira yang ditugaskan di Korea Utara.

Yoon Se Ri yang cantik, pintar dan kaya harus menghadapi kenyataan berada di tempat antah berantah yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Dia yang biasanya makan daging, minum wine dan mandi air hangat di bathtub setiap hari mau tak mau harus makan-makanan sederhana yang diolah secara tradisional. Bahkan untuk mandi air panas dia harus memasaknya sendiri.

Belum lagi kenyataan di Korea Utara yang digambarkan tak ada internet dan listrik diharuskan mati sepanjang malam, membuat Yoon Se Ri makin terasing. Namun anehnya kepedulian orang asing seperti Lee Jung Hyuk dan 4 tentara bawahannya justru membuatnya merasa seperti berada di tengah-tengah keluarga.

Baca Juga:
Usai 9 Tahun, IU Nyanyi OST Lagi untuk Crash Landing on You!

Maklum, hubungan Se Ri dengan keluarganya tak dekat bahkan bisa dibilang toxic. Kakaknya rela melakukan apa saja termasuk melenyapkannya untuk bisa menjadi pewaris harta keluarga. Padahal bukannya Yoon Se Ri tak bisa mendirikan usaha sendiri, dia bisa, tapi kakak-kakaknya tetap saja menganggapnya batu sandungan.

Lee Jung Hyuk di lain pihak punya luka hatinya sendiri. Dia yang anak petinggi militer harus kembali ke Korea Utara, menggantikan kakaknya yang terbunuh, menjadi tentara dan melepaskan mimpinya sebagai pianis lulusan Swiss, Jung Hyuk sudah hidup dengan batu besar di hatinya.

Kehadiran Se Ri mampu mengikis batu besar itu dan membuatnya bisa merasakan cinta lagi. Saat musuh yang membunuh kakaknya mengincar keselamatan Se Ri juga, Jung Hyuk tidak bisa sekali lagi menghadapi kehilangan orang yang dia cintai.

Seperti diketahui drama ini ditulis oleh penulis skenario Park Ji-eun, yang juga berada di balik kisah cinta dua dunia "My Love from the Star" dan "The Legend of the Blue Sea," yang juga populer di seluruh dunia.

Bila di Crash kita diperkenalkan kisah cinta dua dunia antara Korea Selatan dan Korea Utara, My Love from The Star yang dibintangi Kim Soo Hyun dan Jun Ji Hyun berkisah tentang alien dan manusia. Sementara The Legend of the Blue Sea yang dibintangi Lee Min Ho dan Jun Ji Hyun bercerita tentang hubungan putri duyung dan manusia biasa.

Penulis Park Ji Eun jelas mampu membungkus romansa dua dunia dengan dialog ringan, plot yang menarik dan chemistry mematikan antara pemeran utamanya.

2. Kisah di Balik Layar

Sutradara Lee Jeong-hyo mengatakan dia bingung ketika pertama kali menerima naskah. Pasalnya dia berpikir bahwa Korea Utara dan kisah cinta mungkin tidak cocok. Namun, ia akhirnya jatuh cinta pada "kisah luar biasa" ini.

"Naskahnya benar-benar menyenangkan," kata Lee di sebuah acara pers di Gwanghwamun, Seoul pusat seperti dilansir dari The Korea Herald.

Lee mengatakan dia harus kreatif untuk adegan Korea Utara. Karena pembuatan film yang sebenarnya di Utara tidak mungkin, tim harus melakukan syuting ke Mongolia dan Pulau Jeju.

Hyun Bin dan Son Ye Jin sendiri awal tahun ini dikabarkan berkencan setelah foto-foto mereka berbelanja bersama dirilis. Namun mereka membantah rumor tersebut. Seperti diketahui keduanya juga membintangi film "The Negotiation" yang dirilis tahun lalu.

"Rumor itu tidak memengaruhi keputusanku untuk mengambil bagian dalam drama," kata Hyun Bin. "Dalam film sebelumnya, Son Ye Jin dan saya sebenarnya tidak memiliki kesempatan untuk bertemu karena jadwal pengambilan gambar yang unik, tetapi saya selalu ingin berakting dengan Son Ye Jin lebih dekat, dan saya belajar banyak darinya melalui drama ini."

Ditanya apakah rumor itu mempengaruhi casting, sutradara Lee dengan bercanda berkata, "Saya menerima desas-desus secara positif, dengan anggapan bahwa chemistry antara keduanya seharusnya sudah baik."

3. Crash Landing on You di Mata Kritikus Budaya

Crash Landing on You memberikan sedikit perubahan menyegarkan dari Korea Utara yang dikenal oleh media luar, tepatnya AS, sebagai negara berbahaya dengan banyak senjata mematikan. Perubahan di sini mencerminkan lebih bagaimana orang Korea Selatan melihat tetangga utara mereka: sebagai orang. Bagaimanapun, kedua Korea telah terpisah sudah sekitar tujuh dekade sekarang.

"Konten yang berhubungan dengan Korea Utara telah populer sejak lama,” kata Jung Duk-hyun, seorang kritikus budaya, mengatakan kepada The Korea Herald.

“Itu membangkitkan campuran emosi. Ada rasa ingin tahu tentang sesuatu yang kurang dikenal serta ketakutan akan perang. Ada juga kerinduan untuk reunifikasi. Ini adalah topik yang beresonansi dengan banyak orang di Korea Selatan. "

Karya sebelumnya yang menggambarkan rezim komunis termasuk film "Shiri" (1999), "Joint Security Area" (2000), "Love Impossible (2003)" dan "Confidential Assignment" (2017), serta drama TV "The King 2 Hearts (2012). "

Sementara semua karya itu sebagian besar settingnya di Korea Selatan, "Crash Landing" diatur di negara komunis dan sebagian besar karakter adalah orang Korea Utara biasa.

Dalam seri 16 episode, dikisahkan adegan di mana pejabat Korea Utara diam-diam menonton serial drama Korea Selatan, dan juga ada wanita diam-diam berbelanja kosmetik dan pakaian produk Korea Selatan di "jangmadang," atau pasar Korea Utara.

Orang-orang Pyongyang menikmati ayam dan bir di sky lounge yang menghadap ke Sungai Taedong, dan orang-orang muda dari keluarga kelas atas belajar di luar negeri. Para pejabat militer Korea Utara menyesap cangkir "stick coffee" yang terkenal di Korea Selatan.

"Saya pikir upaya itu sendiri sangat orisinal," kata Jung. "Komedi romantis di Korea Utara adalah sesuatu yang tidak ditangani sebanyak drama. Tergantung pada pemirsa, beberapa orang mungkin berpikir itu tidak realistis. ”

Kim Jae-hee, seorang pekerja kantoran berusia 32 tahun di Seoul, mengatakan bahwa setting Korea Utara sendiri adalah bagian paling seru dari seri ini.

"Pada awalnya, (setting Korea Utara) terasa sangat asing dan tidak nyata bagi saya," katanya pada The Korea Herald. "Tapi alur ceritanya dan dialognya menyenangkan, juga menarik untuk melihat seperti apa kehidupan di Korea Utara."

4. Kontroversi dan Pendapat Pembelot Korea Utara

Seiring dengan popularitasnya, kontroversi berkembang mengenai penggambaran Korea Utara sebagai tempat yang damai dan layak huni dengan karakter yang menyenangkan dan lucu.

Beberapa mengatakan Crash Landing on You memilih untuk mengabaikan aspek-aspek utama masyarakat Korea Utara - kemiskinan dan pelanggaran hak asasi manusia - dan bisa sama saja dengan mengidealkan negara komunis pada saat rezim totaliterinya dipimpin oleh pemimpin generasi ketiga Kim Jong-un, yang mengancam dunia dengan senjata nuklir.

Bahkan Dilansir Soompi, Badan Kepolisian Metropolitan Seoul mengungkapkan bahwa mereka sedang meninjau sebuah tuduhan yang dibuat oleh Partai Liberal Kristen terhadap tvN pada 9 Januari.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 10 Januari, Partai Liberal Kristen buka-bukaan soal tuntutan mereka. Drama Korea Crash Landing on You yang tayang di tvN telah dituduh melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional (NSA) karena memuliakan Korea Utara.

"Korea Utara tidak pernah sekalipun merendahkan senjata yang telah mereka arahkan kepada kami. Sebagai hasil dari presiden dan perusahaan penyiaran yang tidak dapat membedakan musuh, warga negara kami telah dihasut," bunyi pernyataan mereka.

"Mengikuti Undang-Undang Keamanan Nasional, seseorang tidak boleh memuji atau mengikuti organisasi anti-nasional yang membahayakan keberadaan Korea Selatan. Kami berharap para penghasut diselidiki secepatnya dan dihukum dengan keras," lanjutnya.

Mengenai kritik semacam itu, direktur "Crash Landing" meminta lisensi puitis pada karya kreatif.

“Subjek tentang Korea Utara mungkin tidak nyaman bagi sebagian orang. Tetapi dalam drama, (setting Korea Utara) menggambarkan ruang terputus untuk percintaan terjadi, "kata sutradara Lee Jung-hyo pada konferensi pers bulan lalu seperti dilansir The Korea Herald.

Dia mengatakan penulis Park Ji-eun mencoba untuk serealistis mungkin dengan meminta bantuan dari penulis Kwak Mun-an, yang merupakan pembelot Korea Utara, dan Baek Gyeong- yoon, seorang ahli bahasa Korea Utara.

"Kehidupan sehari-hari di Korea Utara banyak muncul dalam drama dan saya harap (pemirsa) akan menikmatinya sebagai sesuatu yang menambah hiburan, bersama dengan romansa."

Drama Korea Selatan yang menggambarkan Korea Utara juga sangat menarik bagi para pembelot Korea Utara. Karena mereka telah mengalami hidup di kedua dunia itu.

Seorang pembelot yang diwawancarai oleh The Korea Herald sangat memuji “Crash Landing” dan mengatakan itu mengingatkannya pada hari-harinya di Korea Utara.

"Saya menonton banyak drama dan film yang berhubungan dengan Korea Utara, tetapi 'Crash Landing on You' jelas menonjol karena penggambarannya yang realistis, terutama kehidupan di desa," katanya tanpa menyebut nama desa.

Secara khusus, penggambaran adegan di jangmadang, interaksi penduduk desa Korea Utara dan eksterior rumah-rumah Korea Utara disebut-sebut tampak sangat nyata baginya.

Thae Yong-ho, mantan wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris yang membelot ke Korea Selatan pada tahun 2016, berpikir “Crash Landing” akan sangat populer ketika diselundupkan ke Korea Utara.

"Saat ini, dibutuhkan sekitar enam bulan paling cepat dan paling lambat satu tahun untuk drama dan film Korea Selatan yang diselundupkan ke Pyongyang," tulisnya dalam sebuah opini di koran Chosun Ilbo.

"Saya berharap akan ada lebih banyak kisah cinta antara Korea Selatan dan Korea Utara sehingga hubungan antar-Korea dapat diselesaikan dengan mudah, seperti cinta Ri Jung-hyuk  dan Yoon Se-ri. "

Pembelot yang tidak disebutkan namanya itu juga menyambut baik ketertarikan atau rasa penasaran banyak orang ke Korea Utara, karena hubungan tingkat tinggi menemui jalan buntu.

"Saya pikir ini pasti akan membantu banyak orang untuk lebih sadar akan kehidupan orang-orang di Korea Utara," katanya. “Terlepas dari semua yang terjadi di Korea Utara, warga di sana juga manusia. Saya berharap ini akan membantu warga Korea Selatan untuk memiliki kesempatan untuk memahami budaya dan gaya hidup yang berbeda dan meningkatkan pemahaman mereka secara keseluruhan tentang negara tersebut. "

5. Cinta Dua Dunia yang Sebenarnya di Dunia Nyata

Kisah cinta antara Korea Utara dan Korea Selatan tidak hanya terjadi di drama. Itu benar-benar nyata dan sempat viral di tahun 2016 lalu.

Pada tahun 1999, Joseph, yang sebelumnya dikenal sebagai Chui, pergi ke China setelah melarikan diri dari Korea Utara. Dia mencari suaka di Korea Selatan pada tahun 2003 dan memutuskan untuk membuat kehidupan baru untuk dirinya sendiri di Seoul.

Sementara menetap di lingkungan barunya, Joseph pindah ke agama Kristen dan membuka kafe, tempat ia mempekerjakan orang Korea Utara lainnya. Segera setelah itu, dia jatuh cinta dengan seorang wanita Korea Selatan.

"Ketika saya bertemu dengan tatapan Juyeon di koridor bank, saya pikir Tuhan menempatkannya di jalan saya," katanya dilansir NextShark.

Tampaknya itu adalah cinta pada pandangan pertama, tetapi Juyeon menjelaskan bahwa hubungan antara seorang wanita Korea Selatan dan pria Korea Utara jarang direstui. Teman-temannya mencoba membujuknya untuk menemukan pria Korea Selatan yang baik untuk dinikahi, tetapi cintanya tak tergoyahkan.

“Mereka berkata, 'Ada banyak pria Korea Selatan yang menarik, mengapa berkencan dengan pria Korea Utara? '”Juyeon mengenang. “Saya menjawab bahwa saya mencintainya, saya ingin membangun keluarga dan memiliki tiga anak bersamanya. Saya tidak menyerah."

Namun, stigma pernikahan antara Korea Utara dan Korea Selatan masih ada. Pada 2014, sebuah jajak pendapat oleh firma pembuat jodoh Bien-Aller menunjukkan bahwa 84% wanita Korea Selatan merasa "agak negatif" pada gagasan menikahi pria Korea Utara. Sebaliknya, 69% pria Korea Selatan merasa "agak positif" pada pertanyaan menikahi wanita Korea Utara.

Untuk menghormati cinta mereka, pasangan ini memutuskan untuk mengambil foto pertunangan mereka di Taman Perdamaian Imjingak, yang terletak di perbatasan Korea Utara dan Selatan. Ini adalah pertama kalinya Juyeon melihat Korea Utara.

Pasangan itu juga menambahkan pita berwarna simbolis ke ribuan yang tergantung di kabel berduri. Meskipun ada ketegangan dan permusuhan, orang masih memiliki harapan untuk perdamaian dan penyatuan kembali kedua negara.

Namun, Joseph percaya ada kesalahpahaman besar, ketika dia melihat bekas rumahnya dari sisi pagar yang berlawanan, dia berkata:

"Jangan lupa bahwa hanya satu persen dari populasi yang melakukan politik di Korea Utara. Sembilan puluh sembilan persen menjalani kehidupan normal, bekerja, memiliki keluarga, budaya yang tepat. Korea Utara bukan hanya ancaman nuklir dan pemimpin politik, negara ini menampung 25 juta manusia! "

Ketika dia meninggalkan Korea Utara, dia membawa dua foto keluarga karena ibunya memilih untuk tinggal di desa. Dia mengatakan bahwa dia ingin merekam video untuk mengingat momen spesial ini dan untuk memperkenalkan istrinya kepada ibunya.

“Saya tahu dia akan melihat video ketika kedua Korea disatukan kembali. Dia tidak akan pernah meninggalkan Korea Utara, karena ayah saya, yang meninggal karena sirosis, dimakamkan di desanya. "

Joseph sedang menunggu hari di mana akan ada perdamaian antara kedua Korea. Misinya sekarang adalah untuk meluncurkan proyek yang akan membantu para pembelot Korea Utara, seperti dirinya, menyesuaikan diri dengan kehidupan di Korea Selatan dan menemukan pekerjaan yang berkelanjutan.