Konferensi Pers kedua pihak promotor JogjaRockarta, Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (27/10/2018). (Rajawali Indonesia Communication)

Megadeth jadi magnet JogjaROCKarta 2018

Belum usai Godbless menyanyikan lagu-lagu yang sudah disiapkan, sebagian penonton memilih untuk bergeser ke panggung sebelahnya, panggung internasional JogjaROCKarta 2018 yang akan digunakan oleh Megadeth. Para penonton memilih menempati area panggung internasional lebih awal untuk mendapatkan posisi paling pas menikmati aksi Megadeth.

Godbless telah menyelesaikan repertoarnya. Suasana mendadak sepi.

Seluruh penonton sudah mulai bergeser ke panggung internasional JogjaROCKarta 2018 yang tampak gelap gulita. Mereka menunggu kehadiran Megadeth. Tapi rupanya hingga waktu yang ditentukan, band trash metal itu tak kunjung muncul.

Tiba-tiba terdengar suara narator memberitahukan jika ada pesan dari seseorang fans berat Megadeth yang berhalangan hadir. Ya, siapa lagi jika bukan Presiden Joko Widodo.

Jauh sebelum acara JogjaROCKarta 2018 digelar, Megadeth mengundang Jokowi lewat Twitter untuk melihat penampilan mereka.

Undangan Megadeth untuk Jokowi dan Ganjar Pranowo. (Twitter/@Megadeth)

Namun sayangnya Jokowi tak bisa hadir. Sebagai gantinya, ia mengirimkan video singkat yang diputar pada layar besar di dekat panggung. Tak lupa Jokowi menyapa para penonton.

Dalam video itu, Jokowi menyebut dirinya penggemar Megadeth. Ia menyebutkan tiga lagu favoritnya, yakni Sweating Bullets, Ashes In Your Mouth dan Wake Up Dead.

''Saya penggemar Megadeth, band rock-nya Dave Mustaine. Saya suka lagu Sweating Bullets, Ashes In Your Mouth dan Wake Up Dead. Tapi nggak tahu nanti dimainkan atau tidak. Selamat menonton semuanya,'' ujar Jokowi.

Video persembahan dari Jokowi. (Instagram/@jogjarockartafestival)

Video dari Jokowi ditutup tepuk tangan dari penonton. Seketika panggung gelap kembali dan sepi.

Penonton mulai tak sabar. Serentak memanggil-manggil nama Megadeth. Masih tak muncul juga. Penonton mulai diam. Panggung masih sepi dan gelap.

Tanpa aba-aba, tanpa peringatan suara instrumen musik Megadeth terdengar dari balik panggung yang gelap. Sontak, para penonton bersorak.

Penonton yang ada di sisi lapangan mendadak berlarian ke tengah lapangan, bergabung dengan kerumunan. Megadeth menyambut penonton dengan lagu Hanggar 18.

Selesai lagu pertama, lagu The Threat Is Real, In My Darkest Hour dan The Doctor Is Calling dinyanyikan secara estafet. Para penonton sangat menikmati penampilan Megadeth. Sesekali mereka melakukan crowd surfing.

Penampilan Megadeth di atas panggung JogjaROCKarta 2018, Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (27/10/2018). (Rajawali Indonesia Communication)

Sambil menikmati musik cadas Megadeth, tampaknya para penonton tak ingin melewatkan mengabadikan momen langka ini. Banyak dari mereka mengeluarkan smartphone untuk merekam aksi Megadeth.

Setidaknya ada 20 lagu yang dipersembahkan oleh Dave Mustaine dan kawan-kawan dalam pagelaran festival JogjaROCKarta 2018. Termasuk dua lagu favorit Jokowi, Wake Up Dead dan Sweating Bullets. Megadeth juga menyanyikan lagu Dystopia.

Penampilan Megadeth di atas panggung JogjaROCKarta 2018, Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (27/10/2018). (Rajawali Indonesia Communication)

Tak lupa, Dave Mustaine mengucapkan terima kasih telah diberi kesempatan menghibur penggemar Indonesia.

Penampilan Megadeth di atas panggung JogjaROCKarta 2018, Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (27/10/2018). (Rajawali Indonesia Communication)

Sebelum Megadeth tampil, festival JogjaROCKarta 2018 di Stadion Kridosono, Sabtu (27/10/2018) dibuka oleh delapan band Tanah Air. Gerbang dibuka pukul 13.00 WIB. Blackout mengawali tampil di atas panggung pukul 14.00 WIB.

Aksi Blackout cukup merangsang semangat penonton. Disusul penampilan Koil yang sukses membuat penonton rela disengat teriknya matahari.

Band asal Bandung ini membawakan beberapa lagu andalannya. Termasuk Aku Lupa Aku Luka dan Kenyataan Dalam Dunia Fantasi. Koil sempat menghentikan penampilannya sejenak ketika azan ashar berkumandang.

Usai azan, Koil melanjutkan pertunjukan mereka kembali. Otong Koil mendapat lemparan hadiah berupa headband dari penonton, langsung ia pakai saat itu juga, sambil melempari candaan khasnya.

Ada yang menarik dari penampilan Koil siang itu. Di tengah-tengah pertunjukkan, Otong Koil membanting gitar elektrik miliknya. Tepuk tangan dan teriakan dari penonton mengapresiasi aksi Otong.

Penampilan Koil di atas panggung JogjaROCKarta 2018, Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (27/10/2018). (Matamata.com/Stephanus Aranditio)

Semangat penonton mulai memanas, host hadir memberi jeda sejenak. Meyakinkan penonton jika amunisi energi mereka masih melimpah.

Tiba akhirnya terdengar suara gumaman sekaligus detakan drum, siulan seruling dan pukulan Gong. Dari atas panggung muncul pasukan Bregada membawa bendera merah bergambar harimau belang.

Pasukan Bergada itu dikenal sebagai Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Sangkakala). Sangkakala sengaja memboyong personil langsung dari anggota Bergada keraton.

Sungguh persembahan gimmick yang sangat epik dari Sangkakala sebagai tuan rumah. Ya, band asal Bantul ini menjadi satu-satunya band lokal yang mengisi festival JogjaROCKarta 2018.

Belum puas mengejutkan penonton dengan pasukannya, Sangkakala kembali memancing semangat penonton, menyanyikan Into The Row sebagai lagu pertama. Memasuki lagu bertajuk Sangkakala, penonton mulai kompak bernyanyi dan melakukan berbagai gerakan moshing, mengikuti semangat Baron dan kawan-kawannya.

Penampilan band Sangkakala di panggung JogjaROCKarta, Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (27/10/2018). (Matamata.com/Uni Irmagani)

Penampilan atraktif dan enerjik Sangkakala begitu memukau. Sangkakala menutup aksi mereka dengan lagu Tong Setan.

Seperti biasa, Baron Kapulet Araruna, mengumandangkan prolog wajib sebelum menyanyikan lagu Tong Setan.

''Seperti sahnya salat, diawali dengan takbiratul ikhram, diakhiri dengan salam. Demikian juga dengan Sangkakala, diawali dengan Into The Row, diakhiri dengan Tong Setan,'' teriak Baron.

Seketika, lapangan stadion dibuat pecah oleh atraksi Sangkakala. Usai band nyentrik itu tampil, tampaknya penonton sangat puas dan mulai basah oleh keringat.

Giliran band cadas asal Malang, Elpamas, menghentakkan panggung JogjaROCKarta 2018. Elpamas membawakan lagu Kontradiksi dan Dinding Dinding Kota, disusul lagu berjudul Tato.

Elpamas menyanyikan lima lagu, sisanya Pak Tua dan Jejak-jejak. Semakin sore, penonton semakin banyak berdatangan, memadati lapangan.

Penampilan Elpamas di atas panggung JogjaROCKarta 2018, Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (27/10/2018). (Rajawali Indonesia Communication)

Disambung penampilan Edane dengan lagu Hail Edan. Kemunculan Edane semakin memicu adrenalin penonton, mereka jejingkrakan. Langsung disambung lagu Living Dead dan Judgment Day.

Mengejar waktu mendekati maghrib, lagu Pancaroba dan Jabrik dinyanyikan secara medley, kemudian dilanjut dengan The Beast. Edane juga membawakan dua lagu dari Sepultura, yakni Roots, Bloody Roots dan Territory yang juga dinyanyikan secara medley.

Penampilan Edane di atas panggung JogjaROCKarta 2018, Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (27/10/2018). (Matamata.com/Stephanus Aranditio)

Penonton mulai melakukan headbanging dan body surfing. Tak ketinggalan lagu Rock in 82 juga dinyanyikan Edane. Band asal Jakarta ini menutup penampilan mereka dengan lagu mereka yang populer pada tahun 2000-an, Kau Pikir Kaulah Segalanya.

Festival JogjaROCKart 2018 menghentikan pertunjukkan sejenak ketika tiba waktu maghrib. Memberi kesempatan penonton untuk beribadah. Di sana telah disediakan tenda khusus untuk salat.

Sekiranya waktu maghrib telah lewat, giliran Seringai merusuhkan perhelatan JogjaROCKarta 2018. Hidejokasuru dan Cavity mereka bawakan sebagai lagu pembuka.

Semakin malam, semakin gempar. Penonton membentuk circle pit sesuai instruksi sang vokalis, Arian13, dan beradu gerakan di sana. Seringai membawakan beberapa lagu lainnya antara lain Adrenalin Merusuh, Tragedi dan Serigala Militia.

Usai Seringai tampil, penonton JogjaROCKarta dibius mantra instrumen metal progressive dari ILP (Indra Lesmana Project). Band eksperimen Indra Lesamana ini beranggotakan Togar P.O. Naibaho (vokal), Rayhan Syarif (gitar), Karis (gitar) dan Shadu Shah (bass). Tapi sayangnya, Karis berhalangan hadir dan digantikan sementara oleh Danes.

Penampilan ILP di atas panggung JogjaROCKarta 2018, Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (27/10/2018). (Matamata.com/Uni Irmagani)

Tak disangka, maestro jazz Indra Lesmana secara menakjubkan melebur dengan musik di luar jalurnya. ILP menyajikan Awakening, Acknowledge, Ascencion dan Acceptation dari mini album mereka.

Penampilan ILP sukses membuat penonton terpukau. Sungguh pertunjukkan yang epik, cukup membuat emosi penonton stabil kembali.

Usai ILP, band rock legendaris Tanah Air, Godbless, mengajak penonton bernostalgia. Band yang digawangi Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bas), Abadi Soesman (kibor) dan Fajar Satritama (dram) menyanyikan lagi Musisi sebagai pembuka.

Penampilan Godbless di atas panggung JogjaROCKarta 2018, Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (27/10/2018). (Matamata.com/Stephanus Aranditio)

Penampilan Godbless disambut hangat oleh penonton yang memadati lapangan. Godbless mengajak penonton bersenandung bersama, menyanyikan lagu-lagu lawas seperti Kehidupan, Rumah Kita, Semut Hitam dan Panggung Sandiwara. Penonton yang terdiri dari berbagai usia itu, hanyut dalam lantunan tembang-tembang lama Godbless.

Bagaimana bisa membayangkan betapa serunya JogjaROCKarta malam itu? Tapi tahu nggak kalau festival musik rock ini punya misi khusus yang lebih dari sekadar pertunjukan musik. Berikut ulasannya:

Load More