Matamata.com - Ada yang menarik saat malam pemilihan Puteri Indonesia 2019 berlangsung, deretan 11 finalis tampak memukau dalam balutan gaun warna-warni berhiaskan bulu ayam.
Seperti dilansir dari Suara.com, Anaz Khairunnas, desainer yang merancang busana malam itu mengatakan, gaun bertema Lombok Pinion sengaja diambil untuk merepresentasikan semangat bangkit warga Lombok pasca bencana alam.
Hal ini terungkap dari postingan di akun Instagram-nya.
''Semangat masyarakat Lombok untuk bangkit dilambangkan dengan perpaduan warna terang dari motif kain-kain khas Lombok," tulis Anaz di akun @anazofficial.
Anaz juga menjelaskan, jika kata pinion dalam tema Lombok Pinion direpresantikan pada bagian luar sayap burung yang menghiasi gaun rancangannya.
Menariknya, bulu ayam yang digunakan oleh Anaz sangat ramah lingkungan dan nggak menyiksa mahluk hidup sama sekali.
Gaun yang mengambil corak khas daerah NTB itu rupanya terbuat dari limbah industri.
''Material bulu terbuat dari limbah industri bulu ayam,'' tulisnya di bagian akhir caption foto berisi gambar gaun di akun Instaramnya.
DewiKu.com/Rima Suliastini
Berita Terkait
-
Ibunda Frederika Alexis Cull Datangi Polda Metro Jaya, Kasus Apa?
-
Meldi Diadu dengan Puteri Indonesia 2019, Gandhi Fernando: Agak Merendahkan
-
5 Foto Liburan Jesica Fitriana Martasari, Puteri Indonesia Pariwisata 2019
-
Uniknya Saat Finalis Puteri Indonesia 2019 Pakai Gaun dari Limbah Bulu Ayam
-
3 Ratu Kecantikan Dunia Hadiri Final Pemilihan Puteri Indonesia 2019
Terpopuler
-
Peduli Bencana Alam! Vicky Prasetyo bersama Tim Solidarity Squad, Salurkan Bantuan 30 Ton Sembako ke Aceh
-
Anggota DPR Dorong OJK Cabut Aturan Penagihan Utang Lewat Pihak Ketiga
-
Menteri LH Temukan Kerusakan Hulu DAS di Aceh, Diduga Dipicu Aktivitas Ilegal
-
Prabowo Instruksikan Pemenuhan Air Bersih dan Toilet bagi Pengungsi Bencana di Sumatera
-
Indonesia Mantap di Posisi Kedua Klasemen Medali SEA Games 2025
Terkini
-
Akhirnya Bertemu Bunda Corla di Layar Lebar Lewat Film 'Mertua Ngeri Kali', Tayang Mulai Hari Ini
-
Dari Instagram ke Layar Lebar: Kisah Bunda Corla, Si Ratu Jreng yang Kini Jadi 'Mertua Ngeri Kali'
-
Film Dokumenter Gestures of Care Tayang di JAFF 2025, Tingkatkan Kesadaran tentang Kebakaran Hutan di Kalimantan
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola
-
Becoming Human Raih Golden Hanoman di Penutup JAFF20: Festival Dua Dekade yang Tegaskan Posisinya di Sinema Asia