Baktora | MataMata.com
Tangkapan foto Budiman Sudjatmiko mengangkat tangan sebagai bentuk perlawanan saat masa orba (kiri), dan aksi angkat tangannya di debat capres sebagai bentuk persatuan (kanan), (Twitter/@rizal_akbar0910)

Matamata.com - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menjadi sorotan saat menghadiri debat capres-cawapres, Selasa (12/12/2023) lalu. Bukan tanpa alasan, Budiman sengaja mengangkat tangan untuk merespon pernyataan Prabowo Subianto soal pelanggaran HAM.

Aksi angkat tangannya tersebut dibanding-bandingkan mengingat Budiman Sudjatmiko adalah aktivis 98' yang lantang melawan Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Sementara pada debat capres-cawapres kemarin taji sang aktivis dianggap tak lagi tajam.

Menyusul dengan hal tersebut, Budiman Sudjatmiko angkat bicara. Menurut dia saat ini dan dulu sangat berbeda kondisi, aksi angkat tangan yang ia lakukan adalah bentuk hasil perjuangan dan merekatkan persatuan.

Baca Juga:
Ekspresi Girang Gibran Rakabuming Tepuk Tangan Saat Prabowo Skak Anies Soal Putusan MK di Debat Capres: Sorry Ye!

"Kalau 25 tahun lalu, otot kami [aktivis 98'] digunakan untuk melawan. Hari ini kita bersatu, untuk berkawan," terang Budiman Sudjatmiko, Kamis (14/12/2023).

Budiman bahkan menyebut perjuangan masyarakat setiap 25 tahun akan berbeda. Hal itu didorong juga dengan prioritas negara dalam berkembang. Maka dari itu, Budiman menyebut bahwa saat ini fokus yang harus dilakukan Indonesia adalah persatuan untuk keadilan.

"Sekarang kami bersatu untuk kemajuan dan keadilan Indonesia, karena tantangan kali ini juga sudah beda," tambah mantan kader PDI Perjuangan ini.

Baca Juga:
Sindiran Anies Baswedan ke Prabowo Subianto saat Debat Capres, Sentil Soal HAM hingga Oposisi yang Haus Kekuasaan

Sejumlah aktivis yang bergerak di belakangnya memang tak sedikit yang berlabuh dalam mendukung Prabowo-Gibran. Namun Budiman menegaskan bahwa kehadiran para aktivis jangan menjadi pajangan saja, tapi bisa berfungsi dan memberikan kontribusi.

"Jangan jadi lukisan setelah bergabung dengan Pak Prabowo hari ini yang dipajang selama lima tahunan, jadi harus punya fungsi membersihkan ruang kotor," sebut dia.

Seperti diketahui, debat capres-cawapres perdana yang dihelat KPU RI membahas salah satunya tema HAM. Jika ditarik lebih jauh terhadap tema ini, Prabowo Subianto merupakan kandidat yang terseret dalam pelanggaran-pelanggaran HAM ketika masih aktif di militer.

Baca Juga:
Kampanye Fun Football jadi Strategi Raih Suara, Sejitu Apa PSI Bisa Lolos ke Parlemen meski Sudah Dukung Prabowo-Gibran?

Tudingan menghilangkan aktivis hingga menahan para aktivis di bawah komando Soeharto adalah tugasnya yang saat itu dilakukan. Meski tak sendiri hingga menyeret nama Wiranto, Prabowo mengklaim bahwa ia sudah bertanggungjawab dengan hal tersebut.

Bahkan aktivis yang sempat menjadi tahanan politik (tapol) bergabung ke kubunya untuk pemenangan di Pilpres 2024. Prabowo juga menyebutkan bahwa isu pelanggaran HAM yang menyeret namanya tak perlu dipolitisasi.

Menyusul dengan kondisi HAM yang masih terus ditemukan di Indonesia hingga kasusnya yang tak selesai, Prabowo Subianto dalam pernyataannya juga berjanji untuk menegakkan HAM, jika terpilih sebagai Presiden. Meski begitu, kasus pelanggaran HAM yang ada di Indonesia nyaris tak bisa selesai.

Hal itu pun juga terjadi di pemerintahan Jokowi. Meski awalnya berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan tersebut, hingga masa kepemimpinannya akan selesai, keadilan untuk para keluarga korban juga belum semuanya terpenuhi.

Meski demikian, kasus HAM yang akan tetap ada di Indonesia perlu menjadi perhatian serius para pemimpin negara nantinya. Tujuannya untuk memberikan rasa aman serta kehidupan yang baik terhadap warga termasuk korban yang masih hidup melanjutkan masa depannya.

Load More