Matamata.com - Gempa merupakan kejadian alam yang sudah terjadi ribuan tahun lalu. Pertemuan antara tanah hingga pergeseran lempengan yang menyebabkan getaran di bawah permukaan bumi, berdampak terhadap bangunan atau benda di atas tanah yang akan bergoyang hebat.
Meski demikian, kategori gempa juga memiliki level yang berbeda, mulai dari gempa besar hingga gempa kecil di mana beberapa masyarakat menyebutnya lindu.
Baru-baru ini gempa dengan magnitudo 4,7 terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (14/12/2023). Guncangan tersebut terasa hingga ke Depok dan juga Bogor. Namun, dampak yang dirasakan di dua wilayah disebutkan terakhir memang tak sebesar di Sukabumi.
Guncangan alam yang biasa terjadi saat gempa ini tak sepenuhnya disadari oleh manusia. Bahkan tak jarang yang dirasakan orang bukanlah gempa, melainkan hanya dampak dari gerakan yang memang sedang mereka lakukan.
Di beberapa kasus orang yang mengalami vertigo atau sedang pusing tak sadar jika guncangan yang sedang ia rasakan adalah gempa. Mereka meyakini sedang merasakan pusing sesaat.
Seperti rekaman cctv yang dibagikan di akun Twitter @kikizey, Kamis. Gempa yang berdampak hingga ke Bogor, tidak membuat panik seorang pria yang sedang berada dalam pabrik kayu.
Bahkan terlihat seorang bapak-bapak dalam video itu yang masih bingung dengan peristiwa apa yang sedang terjadi. Bisa dikatakan respon manusia dalam beberapa kondisi sangat berbeda.
Dalam kasus rekaman cctv tersebut memang tak membuat dampak besar seperti rubuhnya kayu atau benda lainnya. Hal ini yang kerap membuat tak sadar manusia jika mereka sedang merasakan gempa.
Kembali dalam konteks kesadaran merasakan gempa, melansir Alodokter, kondisi tak sadar gempa, 11-12 dengan rasa pusing atau orang yang sedang mengalami vertigo.
"Sensasi merasakan gempa di lingkungan sekitar terasa bergerak atau bergetar, adalah gejala pusing. Selain itu bisa saja terjadi tremor dengan satu gerakan berputar yang tak bisa dikontrol," tulis keterangan tersebut dikutip, Kamis.
Di sisi lain, kesadaran tak merasakan guncangan disebutkan juga bahwa kondisi psikologis seseorang yang sedang dalam mode serius mengerjakan aktivitas tak mengintervensi mereka.
Dalam keterangan yang sama bisa jadi kekuatan gempa yang terjadi di sebuah daerah tak memberikan efek apapun, sehingga guncangan tersebut bukan sepenuhnya gempa.
Terlepas dari kondisi manusia sadar dan tak sadar adanya gempa. Respon seseorang saat mengalami tekanan, termasuk guncangan akibat gempa juga dianggap berbeda-beda.
Di sisi lain, lingkungan tempat tinggalnya yang jarang merasakan gempa bisa mempengaruhi ketika seseorang berpindah ke wilayah yang langganan terjadi gempa.
Berita Terkait
-
Ribuan Lubang Tambang Ilegal Rusak Hutan Halimun Salak, Satgas Targetkan Tutup 1.400 Titik
-
Bank Indonesia sebut Jabar jadi lokomotif investasi nasional
-
Menag Salurkan Bantuan untuk Bangun Kembali Mushalla dan Majelis Taklim Roboh di Bogor
-
DPRD Bekasi Kritisi Rencana Penghapusan Tunggakan PBB-P2 di Jawa Barat
-
Jabar Catat Rekor Investasi Rp72,5 Triliun, Integrasi Data Digital Jadi Senjata Utama
Terpopuler
-
OTT Bupati Bekasi, KPK Periksa Intensif Tujuh Orang di Jakarta
-
Bukan Sekadar Viral, IMPACT Ajak Kreator Indonesia Bangun Warisan Bisnis Berkelanjutan
-
Pemerintah Atur Pemanfaatan Kayu Banjir di Sumatera untuk Percepat Rehabilitasi
-
Seskab Teddy: Media Berperan Jaga Optimisme Pemulihan Bencana
-
Gebrakan Baru Sinema Laga! Film 'TIMUR' Resmi Tayang Hari Ini: Debut Sutradara Iko Uwais yang Fenomenal dan Emosional
Terkini
-
OTT Bupati Bekasi, KPK Periksa Intensif Tujuh Orang di Jakarta
-
Pemerintah Atur Pemanfaatan Kayu Banjir di Sumatera untuk Percepat Rehabilitasi
-
Seskab Teddy: Media Berperan Jaga Optimisme Pemulihan Bencana
-
Stok Pangan Aman, Mentan Tegaskan Harga Tak Boleh Melonjak Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Yenny Wahid: Gus Dur Menjunjung Tinggi Martabat Perempuan dan Perbedaan