Baktora | MataMata.com
Ketua BEM UI Nonaktif, Melki Sedek Huang. (Instagram/@melkisedekhuang)

Matamata.com - Nama Melki Sedek Huang baru-baru ini kembali jadi sorotan. Bukan karena kritikannya terhadap pemerintah, melainkan dugaan pelecehan seksual yang dia lakukan hingga pihak Universitas Indonesia (UI) menonaktifkan jabatannya sebagai ketua BEM UI.

Saat ini posisi ketua digantikan oleh Wakil Ketua BEM UI, Shifa Anindya Hartono selama penonaktifan Melki.

Seperti diketahui, dugaan pelecehan seksual yang menyeret nama Melki Sadek Huang ramai dibahas di media sosial Twitter. Melalui akun @BulanPemalu terdapat utas yang berjudul, "KABEM UI 2023 ngelakui Kekerasan Seksual?".

Baca Juga:
Jokowi Sindir Cat Arsitektur Daerah Pakai Warna Partai Politik: Nggak Nyambung Toh!

Meski begitu, dalam utas hanya menunjukkan surat terkait Peraturan BEM UI Nomor 1/2023 soal penonaktifan ketua BEM, dalam surat tersebut tidak dijelaskan keterangan berapa lama penonaktifan yang dialami Melki.

Dalam beberapa klarifikasinya, Melki mengaku memang mendapat surat penonaktifan tersebut. Kendati begitu, Melki tak tahu menahu aturan apa yang ia langgar. Bahkan ia juga tak pernah dipanggil dan diberi penjelasan terkait dugaan kekerasan seksual yang menyeret namanya.

Terlepas dari bantahannya serta tuduhan kekerasan seksual yang melibatkan namanya, Melki Sadek Huang merupakan mahasiswa yang beberapa kali viral atas kritikannya ke pemerintah. Mulai dari gambar tikus berkepala Ketua DPR RI dan juga tantangannya kepada capres-capres untuk berdebat di lingkungan kampus UI.

Baca Juga:
Ayahnya Terjun ke Dunia Politik, Begini Tanggapan Anak Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan

Lantas siapa sebenarnya Melki Sedek Huang?, pria yang cukup lantang menyuarakan pendapatnya hingga tak jarang mendapat intimidasi?.

Profil Melki Sedek Huang

Melki Sadek Huang lahir di Pontianak, Kalimantan Barat. Melki sendiri bukan dari keluarga yang cukup terpandang dan hanya dari keluarga biasa.

Baca Juga:
Kadernya Bikin Ulah soal Dinasti Politik, Sekjen PSI Sowan ke Sri Sultan HB X

Dalam beberapa perbincangannya dengan Grace Tahir di kanal YouTube Grace Tahir, Melki mengaku bukan orang dengan segala hal yang mudah ia dapatkan. Bisa menempuh pendidikan di UI pun, merupakan jerih payah orang tua, terutama ibundanya hingga Melki berhasil menempuh pendidikan di Fakultas Hukum universitas setempat.

Lantang bersuara dan tak jarang diundang di kanal YouTube yang bergerak dalam pembahasan politik, Melki juga mengaku tak memiliki bekingan yang membuatnya berani bersuara. Ia mengaku bahwa di Fakultas Hukum ia mendapat banyak pelajaran bagaimana hukum itu harus berjalan.

Ketidaksesuaian yang ia dapatkan hari ini di Indonesia terkait hukum menggerakkan dirinya untuk berani mengkritik terhadap isu yang ada.

Melki Sadek Huang, melansir dari unggahan di Instagram @melkisedekhuang, pria asal Pontianak ini memang sudah sering mengunggah pandangannya terkait politik dan keadilan di Indonesia.

Unggahan pertamanya terekam pada 12 Februari 2018. Alumnus SMAN 1 Pontianak itu sejak duduk di bangku SMA kerap mengikuti kompetisi debat.

Pada 11 Maret 2018 ia mengunggah piala kemenangannya pada Piala Bergilir Kapolda Kalbar dalam Uji Argumentasi Hukum. Ia bersama rekan-rekannya meraih juara 1.

Tak hanya itu, Melki juga terlibat dalam kompetisi musik dan puisi di bangku SMA se-Kalbar. Ia dan rekannya juga meraih juara pertama.

Pada 2019, Melki melanjutkan pendidikannya dan mengincar UI sebagai tempat menimba ilmu. Ia pun lolos dan masuk ke Fakultas Ilmu Hukum UI.

Pada masa kuliahnya tersebut, Melki kerap membagikan kegiatan orasinya dalam aksi demo. Ia juga tak jarang menyuarakan isu-isu perempuan.

Melki memang cukup aktif di BEM UI. Sebelum menjabat sebagai Ketua BEM UI, ia sempat menjadi Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UI di 2022. Berlanjut pada 2023 saat pemilihan ketuanya, Melki mendapat kesempatan untuk memimpin BEM periode 2023 ini.

Load More