Baktora | MataMata.com
Tangkapan layar - Bungkus rokok bergambar Anies-Muhaimin yang tersebar di Kabupaten Jembrana, Bali. (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

Disinggung apakah ada arahan dari Timnas AMIN di tingkat pusat, Baraas mengaku tak pernah mendapat mandat untuk pembuatan bungkus rokok tersebut. Baraas juga membantah bungkus rokok itu adalah APK yang digunakan untuk berkampanye.

Dugaan adanya pembuatan bungkus rokok bergambar paslon nomor urut 1 dianggap sebagai salah satu black campaign. Ia menduga ada oknum kelompok yang ingin merusak kondusifitas pemilu damai.

"Iya, [bisa saja] dari pihak lain. Kami tidak tahu siapa yang membuat itu, yang jelas, itu orang yang ingin men-downgrade elektabilitasnya AMIN," ujar Baraas.

Saat ini, Timnas AMIN Bali masih menunggu klarifikasi dari PKB sembari menyiapkan diri menyambut kehadiran Anies Baswedan yang dijadwalkan melakukan kunjungan kampanye di Pulau Dewata pada penghujung Desember 2023 nanti.

Timnas AMIN belum memastikan apakah dengan adanya "rokok AMIN" itu akan berpengaruh terhadap suara pendukung paslon nomor urut 1 tersebut. Namun demikian, Baraas menilai di Bali sendiri potensi suara cukup merata khususnya dari kalangan umat Islam.

Masih dalam tahapan klarifikasi, kampanye hitam atau black campaign memang kerap terjadi menuju Pemilu 2024 ini. Bukan tanpa alasan, black campaign sendiri bisa dijadikan strategi untuk mempengaruhi beberapa suara pendukung.

Di sisi lain, serangan seperti ini dianggap tak relevan lagi dan pelaku penyebaran pun bisa terkena imbas besar. Hal itu menyusul dengan pendidikan politik masyarakat Indonesia yang sudah lebih baik dibanding 15 tahun belakangan.

Load More