Matamata.com - Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar menyoroti persoalan kemiskinan yang tak kunjung usai di Indonesia. Menjadikan bahasan dalam debat cawapres, Muhaimin menganggap akar permasalahan kemiskinan ada pada pengusaha yang licik.
Bukan tanpa alasan, bagi pria yang kerap disapa Cak Imin ini menilai beberapa pengusaha memiliki peran yang cukup baik di pemerintahan. Maka dari itu, aturan yang dibuat tak jauh-jauh untuk memuluskan usaha kelompok pemilik usaha tersebut.
"Kalau melihat kemiskinan ini enggak habis-habis. Ketidakadilan terjadi di mana-mana, sistem yang buruk itu adalah akar masalah," terang dia Selasa (26/12/2023).
Penelusuran yang ia lakukan, Cak Imin menganggap adalah pelaku usaha yang merangkap sebagai pembuat aturan.
"Akar masalah pertama, satu sebenarnya yang harus kita 'slepet', pemain bisnis merangkap pembuat aturan, itu jadi rumitnya keadaan sekarang," katanya.
Menurut Cak Imin seharusnya aturan-aturan itu dibuat setara. Sehingga keadilan para pelaku usaha didapati masing-masing pengusaha.
"Ini yang harus kita 'slepet' karena aturan itu harus dibuat setara, semua pelaku bisnis harus terlibat dan setara dengan rakyat," ujar dia.
Muhaimin Iskandara sendiri menyoroti juga untuk pembangunan 40 kota selevel Jakarta. Hal itu nantinya juga akan disiapkan pengembangan ekonomi termasuk pelaku bisnis untuk naik kelas terutama UMKM.
Pembangunan 40 kota selevel Jakarta, diyakini langkah yang lebih baik, dibanding membangun IKN yang ada di Kalimantan.
Misi pasangan nomor urut 1 sendiri memang membawa perubahan yang ditawarkan lebih baik dibanding pemerintahan saat ini. Pemerataan yang dilakukan pemerintah saat ini juga dianggap tak begitu baik.
Cak Imin juga menyoroti soal revolusi mental yang digaungkan saat ini gagal dilakukan. Perubahan sendiri yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
Lebih lanjut dalam melanjutkan misi kampanye, paslon nomor urut 1 ini sedang menyasar Jawa Tengah. Anies Baswedan yang telah melanjutkan kampanye ke basis pemilihan partai PDI Perjuangan ini juga mengaku tak memiliki persiapan khusus.
Jawa Tengah sendiri dalam dua periode Pemilu (2014 dan 2019) memang dimenangkan oleh partai berlambang banteng itu. Tak salah jika suara pemenangan Joko Widodo berasal dari wilayah tersebut.
Kendati begitu, Anies Baswedan dalam beberapa pernyataannya mengungkapkan bahwa Jateng tak lagi menjadi rumah bagi PDI Perjuangan. Ia menganggap hampir semua wilayah di Indonesia dimiliki semua partai. Sehingga tak salah dalam melanjutkan kampanyenya menyasar wilayah paling dominan mendulang suara.
Berita Terkait
-
Cak Imin Dorong Pesantren Bangun Sistem Pendidikan Berdaya dan Mandiri bagi Santri
-
Pemerintah Matangkan Rencana Pembagian Tanah untuk Petani Miskin
-
Menko Muhaimin Imbau Warga Tak Tergiur Tawaran Kerja Ilegal ke Kamboja
-
Prabowo Minta Muhaimin Cek dan Perbaiki Bangunan Pesantren Pasca Insiden di Sidoarjo
-
Zulhas: Aturan Presiden soal Tata Kelola Program Makan Bergizi Gratis Rampung Pekan Ini
Terpopuler
-
Rhoma Irama Duet dengan JKT 48 di Puncak Perayaan HUT ke-31 Indosiar: Musik Itu Universal
-
PDIP Tegaskan Hormati Langkah KPK, Ingatkan Penegakan Hukum Harus Adil dan Bebas Kepentingan
-
Praperadilan Tambang Pasir Bojonegoro Ditolak, Kemenhut Tegaskan Kawasan Perhutanan Sosial Bukan Area Tambang
-
OTT Bupati Bekasi, KPK Periksa Intensif Tujuh Orang di Jakarta
-
Bukan Sekadar Viral, IMPACT Ajak Kreator Indonesia Bangun Warisan Bisnis Berkelanjutan
Terkini
-
PDIP Tegaskan Hormati Langkah KPK, Ingatkan Penegakan Hukum Harus Adil dan Bebas Kepentingan
-
Praperadilan Tambang Pasir Bojonegoro Ditolak, Kemenhut Tegaskan Kawasan Perhutanan Sosial Bukan Area Tambang
-
OTT Bupati Bekasi, KPK Periksa Intensif Tujuh Orang di Jakarta
-
Pemerintah Atur Pemanfaatan Kayu Banjir di Sumatera untuk Percepat Rehabilitasi
-
Seskab Teddy: Media Berperan Jaga Optimisme Pemulihan Bencana