Baktora | MataMata.com
Lukas Enembe. [Suara.com]

Melansir Antara, Sabtu (30/12/2023), Lukas berangkat dari ASN pada 1997 di Kabupaten Merauke. Ia pun melanjutkan pendidikannya hingga ke Australia. Ia menyelesaikan pendidikan di The Christian Leadership & Second Linguistic in Cornerstone College, Australia pada tahun 2001.

Lukas Enembe mulai bergeliat di politik pada tahun 2000-an. Bahkan Lukas saat itu menjadi penasehat sejumlah partai politik di Pegunungan Tengah, Papua. Bahkan di tahun 2001 ia menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Demokrat Papua.

Kelihaian politik ini yang mempersuasi banyak partai politik yang mendukung Lukas. Bahkan ia sempat menjabat sebagai Wakil Bupati Puncak Jaya pada 2001-2006.

Berbicara pendukung hingga simpatisan, bisa jadi muncul sejak karier politiknya bermula di Puncak Jaya. Bahkan pada 2007, Lukas berhasil menduduki kursi Bupati dari 2007-2012.

Tak banyak kisah bagaimana Lukas Enembe mempertahankan massa selama ia menjabat sebagai Bupati Puncak Jaya. Meski begitu, dukungan penuh para simpatisannya mengantarkan Lukas terpilih sebagai Gubernur Papua dua periode sekaligus pada 2013-2018 dan 2018-2023.

Tentu pertanyaan besar muncul, bagaimana Lukas mendapat dukungan penuh hingga dua periode, jika tidak menjalin erat komunikasi dengan kelompok-kelompok massa yang mendukung dia.

Terlepas dari komunikasi Lukas dengan kelompok simpatisannya itu, Lukas Enembe bahkan tetap mendapat dukungan penuh ketika dinyatakan meninggal dunia.

Gesekan para massa dan simpatisan Lukas tak jauh-jauh dari aparat. Artinya ada kekecewaan dari massa setelah penetapan Lukas sebagai tersangka. Klaim massa bahwa Lukas dikriminalisasi sejauh ini juga tidak ada bukti konkret.

Load More