Baktora | MataMata.com
Capres RI Anies Baswedan. [Dok.Antara]

Matamata.com - Ramai soal live streaming TikTok yang dilakukan Anies Baswedan beberapa waktu lalu, menarik perhatian publik. Pasalnya, capres nomor urut 1 ini mendapat atensi sekitar ratusan ribu penonton.

Setelah streamingnya menjadi viral, beberapa kandidat capres dan cawapres mengikuti cara Anies yang memang bertujuan mencari atensi pemilih.

Lantas bagaimana kekuatan live streaming di TikTok ini menjaring pemilih untuk sekelas capres-cawapres?, di mana banyak gen z mengakses platform tersebut?.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo, menganggap bahwa live streaming di TikTok oleh pasangan calon presiden/wakil presiden memang merupakan strategi untuk meningkatkan partisipasi pemilih muda.

Dalam kegiatan live streaming tersebut, Kunto menyatakan bahwa terdapat interaksi antara warganet dan pasangan calon (paslon), yang dapat memberikan edukasi politik dengan merespons pertanyaan-pertanyaan dari kaum muda di platform tersebut.

"Karena platformnya di TikTok, anak-anak muda banyak mengonsumsi informasi lewat media sosial ini. Jadi, kita sebut aja Pemilu TikTok," terang dia Selasa (2/1/2024).

Menurutnya, paslon perlu meningkatkan pemahaman anak muda terhadap politik untuk mendapatkan dukungan mereka, dan hal ini memerlukan keterlibatan di media sosial.

Namun, Kunto menekankan bahwa selain memilih media sosial yang tepat, peserta Pilpres 2024 juga harus memperhatikan komunitas target yang relevan agar dapat memperoleh dukungan maksimal.

Load More