Matamata.com - Tsamara Amany mendapat hujatan publik setelah mendukung aksi cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka saat debat cawapres kedua di JCC Senayan, Minggu (21/1/2023).
Mantan kader PSI ini menyebutkan bahwa calon pemimpin muda seperti Gibran memiliki suara untuk berbicara kritis. Namun Tsamara menganggap bahwa anak muda yang kritis dianggap tidak sopan.
"Kalau anak muda keras sedikit dinilai tidak sopan. Kalau anak muda menyerang, dianggap tidak beretika. Tapi kalau anak muda itu yang diserang? semua menuntut agar ia diam, menerima dan senyum saja. Baru ia dianggap santun. Adilkah?," tulisnya di akun Twitter @TsamaraDKI, dikutip Rabu (24/1/2024)
Tak berhenti di sana, Tsamara bahkan mengaku pernah ikut berdebat dan berlaku kritis. Tapi ia dianggap tak sopan.
"Ketika dulu saya berdebat dan kritis, hal yang sama dibilang kepada saya: tidak sopan dan tidak punya etika. Jadi saya memahami rasanya," tukasnya.
Meski begitu, Tsamara dianggap tak memahami konteks dan kegundahan publik yang menyaksikan debat cawapres kedua tersebut. Gibran dianggap melakukan gimik yang seharusnya tak perlu dilakukan hingga menjadi sentimen negatif.
Akibatnya, unggahan di akun Twitter miliknya mendapat kecaman dan hujatan dari netizen.
Berita Terkait
-
Gibran: Ekonomi Syariah Jadi Strategi Menuju Indonesia Maju
-
Dukung Pariwisata, Kaesang Pangarep Rekomendasikan Hanok Herison Pegiai, Jadi Calon Bupati Paniai
-
Malangnya Giring Ganesha, Gagal Jadi Caleg dan Ditolak Reuni dengan Nidji: Boro-boro, Udah Nggak Sempet!
-
Perjuangan Babe Cabita Melawan Anemia Aplastik: Dari Kritis Hingga Menjual Aset Berharga
-
Ditanya soal Surat Imajiner, Komeng Cecar Balik Rosi Silalahi: Ibu Sebenarnya Tahu, Orang Jurnalis Kan!
Terkini
-
Gunung Semeru Erupsi Pagi Ini, Kolom Abu Capai 700 Meter
-
Empat Wakil Indonesia Siap Tancapkan Dominasi di Puncak FFWS SEA 2025
-
Tampil Percaya Diri, Deretan Alutsista Buatan Anak Bangsa Ramaikan Indo Defence 2025
-
Udara Jakarta Kembali Tidak Sehat, Peringkat Dua Terburuk di Dunia Pagi Ini
-
Setengah Perempuan Indonesia Alami Obesitas Sentral, Kemenkes Ingatkan Risiko Jantung dan Stroke