Elara | MataMata.com
Megawati Hengastri Putri

Matamata.com - Situasi panas yang melingkupi dunia bola voli nasional kembali mencuat, kali ini terkait Megawati Hangestri Pertiwi. Pemain andalan Petrokimia Gresik itu masih menjadi bahan pembicaraan lantaran polemik yang belum juga mereda usai timnya gagal melaju ke final Proliga 2025.

Kontroversi semakin berkembang seiring komentar pedas dari beberapa penggemar serta sejumlah pengamatan media internasional, khususnya media Korea yang secara khusus menyoroti reaksi Megawati terhadap kritikan warganet.

Polemik bermula ketika Petrokimia Gresik tidak berhasil menembus babak final setelah kekalahan di babak empat besar Proliga 2025.

Baca Juga:
Tom Cruise Kembali Beraksi: Aksi Nekat di Mission: Impossible The Final Reckoning Bikin Penonton Melongo

Dalam situasi tersebut, Megawati, yang dikenal sebagai salah satu bintang utama di timnya, tak lepas dari sorotan dan berbagai komentar negatif dari sebagian penggemar yang kecewa.

Tak sedikit kritik yang diarahkan pada performanya di lapangan, membuat Megawati akhirnya memberikan respons yang cukup tegas melalui media sosial pribadinya.

Menurut laporan BolaSport.com, respons Megawati yang terkesan murka dengan kritikan itu tidak hanya menjadi perhatian publik Indonesia, tapi juga sampai ke telinga media Korea Selatan, negara yang sempat menjadi "rumah kedua" bagi Megawati ketika ia berlaga di liga Korea.

"Megawati terlihat tidak terima dengan kritik dari penggemarnya sendiri dan mengungkapkan rasa kecewanya secara terbuka di media sosial," tulis media Korea yang dikutip BolaSport.com.

Megawati Hengastri Putri

Unggahan Megawati inilah yang kemudian menjadi viral dan mengundang pro serta kontra di antara penikmat bola voli.

Di tengah polemik tersebut, suara dukungan datang dari kalangan internal, salah satunya dari libero senior Pertamina Enduro, Novia Andriyani.

Dalam wawancara yang dikutip oleh Tribunnews, Novia menyatakan bahwa apa yang dialami Megawati seharusnya menjadi refleksi penting bagi semua pihak dalam mendukung atlet profesional.

“Sebagai atlet, kita butuh dukungan, bukan hanya saat di atas tapi juga ketika mengalami kegagalan. Jangan mudah menghakimi tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi di lapangan,” ujar Novia dengan tegas.

Novia pun menambahkan, ketegangan yang terjadi di dunia maya seharusnya tidak menambah beban bagi Megawati, melainkan menjadi pemicu untuk berintrospeksi bersama.

Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa setiap atlet pasti ingin memberikan yang terbaik, namun hasil di lapangan tidak selalu berpihak meski sudah berjuang keras. “Kadang kita sudah berusaha maksimal, tapi hasil belum sesuai. Itu bukan alasan untuk terus-menerus dibebani dengan komentar negatif,” katanya lagi.

Tak hanya dari rekan sejawat, banyak juga sesama atlet dan pemerhati olahraga yang berharap agar para penggemar bisa lebih bijak dan suportif. Respons berlebihan di media sosial dinilai kerap membuat beban mental pemain semakin berat, sedangkan dukungan positif seharusnya dapat memotivasi seluruh tim bangkit lebih baik.

Sementara itu, media Korea menyoroti keprihatinan terhadap komentar negatif yang menimpa Megawati. Mereka mengingatkan pentingnya membangun suasana dukungan yang sehat dan sportif, apalagi Megawati telah menunjukkan performa kuat sepanjang musim saat membela klub mereka di Korea.

“Megawati sempat menjadi bintang saat berlaga di liga Korea. Kritikan pedas yang ia terima di tanah air sangat disayangkan,” tulis salah satu media tersebut.

Polemik Megawati di Proliga 2025 menjadi pembelajaran penting akan hubungan antara atlet, klub, dan penggemar. Dukungan tulus di saat jatuh maupun bangkit menjadi fondasi penting bagi kemajuan olahraga nasional, sebagaimana disampaikan Novia,

“Dukung dan kritisi dengan bijaksana, karena setiap atlet juga manusia yang butuh diapresiasi dalam setiap perjuangannya.” 

Load More