Matamata.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya menyusul kemungkinan keterlibatan AS dalam konflik antara Iran dan Israel.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menyampaikan, kekhawatiran pasar meningkat setelah muncul kabar bahwa Presiden AS Donald Trump menyetujui rencana serangan terhadap Iran. Meskipun perintah serangan belum dikeluarkan, sinyal tersebut memicu ketidakpastian yang berdampak pada pelemahan rupiah.
“Depresiasi rupiah berlanjut setelah pasar mencermati potensi AS ikut serta dalam konflik Israel-Iran, yang memperparah ketegangan di kawasan Timur Tengah,” ujar Josua kepada ANTARA, Kamis (19/6).
Mengutip laporan Wall Street Journal, Trump disebut tengah mempertimbangkan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Fordow milik Iran. Namun, serangan ini memerlukan persenjataan berat dan belum mendapat keputusan final. Presiden Trump juga dikabarkan telah meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk terus melancarkan serangan ke Iran.
Selain faktor geopolitik, pelemahan rupiah juga dipengaruhi kebijakan moneter terbaru AS. Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25–4,5 persen, sesuai ekspektasi pasar. Keputusan ini diambil dalam upaya menjaga stabilitas inflasi dan mendukung target pasar tenaga kerja jangka panjang.
The Fed juga menyatakan akan tetap mengurangi kepemilikan sekuritas Treasury dan aset-aset lainnya guna menjaga kestabilan ekonomi. Meski ketidakpastian ekonomi dinilai menurun, tingkat risikonya masih tergolong tinggi.
Pada penutupan perdagangan Kamis (19/6), rupiah melemah 94 poin atau sekitar 0,57 persen ke level Rp16.406 per dolar AS, dibandingkan hari sebelumnya yang berada di Rp16.313. Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga tercatat turun menjadi Rp16.378 dari Rp16.319 per dolar AS.
Josua memprediksi, pada Jumat (20/6), rupiah akan bergerak mendatar atau sideways dalam kisaran Rp16.350 hingga Rp16.475 per dolar AS, seiring dengan libur pasar di AS. (Antara)
Berita Terkait
-
Rencana Trump Kenakan Tarif Baru Tekan Rupiah ke Level Rp16.341 per Dolar AS
-
Ketegangan Iran-Israel Ancam Stabilitas Energi Dunia, Indonesia Terancam Tekanan Ekonomi
-
IHSG Terkoreksi Imbas Konflik Iran-Israel dan Ancaman Blokade Selat Hormuz
-
IHSG Menguat Didukung Redanya Ketegangan Geopolitik dan Stabilitas Harga Komoditas
-
Rupiah Menguat, Dipicu Dampak Negatif Kebijakan Tarif AS dan Melemahnya Data Ekonomi
Terpopuler
-
Pemerintah Targetkan Belanja Masyarakat Akhir Tahun Tembus Rp110 Triliun
-
Pemerintah Sebut Danantara dan AS Jajaki Kerja Sama Akses Mineral Kritis
-
Wakil Ketua Komisi I DPR Minta Semua Pihak di Aceh Menahan Diri Pasca-insiden Pengibaran Bendera GAM
-
Gunung Ibu Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 600 Meter
-
Pengamat Ingatkan Pemerintah Waspadai Normalisasi Simbol Separatisme di Aceh
Terkini
-
Pemerintah Targetkan Belanja Masyarakat Akhir Tahun Tembus Rp110 Triliun
-
Pemerintah Sebut Danantara dan AS Jajaki Kerja Sama Akses Mineral Kritis
-
Wakil Ketua Komisi I DPR Minta Semua Pihak di Aceh Menahan Diri Pasca-insiden Pengibaran Bendera GAM
-
Gunung Ibu Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 600 Meter
-
Pengamat Ingatkan Pemerintah Waspadai Normalisasi Simbol Separatisme di Aceh