Matamata.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak masyarakat tetap tenang dan menahan diri dalam menyampaikan aspirasi pasca kerusuhan di Makassar yang menelan korban jiwa. Ia menegaskan, kebebasan berpendapat harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak menyampaikan pendapat secara berlebihan," ujar Nasaruddin, Minggu (1/9), saat mengunjungi rumah duka Muh Akbar, staf DPRD Kota Makassar yang tewas dalam aksi demonstrasi beberapa waktu lalu.
Atas nama pemerintah dan presiden, Nasaruddin menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban. Ia menekankan bahwa hak berunjuk rasa dilindungi undang-undang, namun harus dilakukan dalam koridor hukum.
"Betapa indahnya hidup di negara di mana kita semua menghormati hukum dan peraturan. Mari kita kendalikan diri dan hindari tindakan yang dapat mengakibatkan kerugian yang tidak diinginkan," katanya.
Kerusuhan di Makassar menjadi peringatan serius, kata Nasaruddin. Ia menilai protes adalah wujud demokrasi, tetapi tidak boleh berakhir dengan kekacauan. "Saya tidak meminta orang-orang untuk diam. Namun, protes tidak seharusnya berujung pada kekacauan atau kehancuran. Mari kita lindungi wilayah dan negara kita bersama-sama," ujarnya.
Ia menambahkan, peristiwa tersebut bukan hanya tragedi sosial, melainkan juga tantangan moral dan spiritual bangsa. "Janganlah kita menambah penderitaan rakyat kita. Kita harus menemukan cara untuk menyelesaikan masalah tanpa mengorbankan nyawa atau merusak tatanan sosial," ucapnya.
Kepada generasi muda, Nasaruddin berpesan agar lebih bijak dalam bertindak. “Generasi muda kita harus belajar bahwa menyampaikan aspirasi tidak harus mengorbankan nyawa manusia atau keharmonisan sosial,” tegasnya.
Ia juga meminta para pemimpin masyarakat dan tokoh agama untuk memupuk budaya dialog serta saling menghormati. Sementara kepada politisi, ia mengingatkan pentingnya memberi teladan dalam menjaga wacana publik agar tetap dalam batas hukum dan etika.
"Ini bukan tentang membungkam suara," kata Nasaruddin. "Ini tentang mengingatkan semua orang bahwa hak datang bersama tanggung jawab."
Kunjungan Menag ke Makassar dinilai sebagai upaya pemerintah menenangkan situasi sekaligus menunjukkan empati kepada masyarakat. Presiden disebut telah menginstruksikan sejumlah pejabat untuk turun langsung merespons kondisi di daerah.
Meskipun pesan perdamaian disambut positif oleh pemuka agama dan masyarakat, sebagian kelompok sipil tetap menuntut investigasi transparan serta akuntabilitas atas jatuhnya korban.
Situasi di Sulawesi Selatan kini relatif tenang, meski aparat keamanan masih berjaga di gedung-gedung pemerintahan. Sementara itu, di Jakarta, penyelenggara aksi berencana menggelar demonstrasi lanjutan dalam waktu dekat.
Nasaruddin berharap bangsa dapat mengambil pelajaran dari tragedi tersebut. "Dari setiap tragedi, kita harus belajar. Jangan biarkan kesedihan memecah belah kita. Semoga inilah saatnya kita memilih perdamaian daripada konflik dan dialog daripada kehancuran," tutupnya. (Antara)
Berita Terkait
-
KPK Tunggu Laporan Penyidik dari Arab Saudi sebelum Lanjutkan Kasus Dugaan Korupsi Haji
-
Menag Nasaruddin Umar: Guru Penentu Arah Pendidikan dan Masa Depan Bangsa
-
Menag Ajak Guru Madrasah Perkuat Pendidikan Beradab Berlandaskan Nilai Pancasila
-
Menag Nasaruddin Umar: Santri dan Pesantren Harus Jadi Motor Transformasi Sosial Bangsa
-
Ratusan warga Kramatwatu Serang demo tolak truk ODOL melintas
Terpopuler
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
-
Siswa MTs di Banyuwangi Raih Medali Perak di Olimpiade Sains Junior Internasional Rusia
-
Kemenag dan LPDP Kebut Penyaluran Beasiswa Menjelang Batas Akhir Anggaran 2025
-
Bupati Aceh Timur Minta Hunian Darurat untuk Korban Banjir Lokop
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera
Terkini
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
-
Siswa MTs di Banyuwangi Raih Medali Perak di Olimpiade Sains Junior Internasional Rusia
-
Kemenag dan LPDP Kebut Penyaluran Beasiswa Menjelang Batas Akhir Anggaran 2025
-
Bupati Aceh Timur Minta Hunian Darurat untuk Korban Banjir Lokop
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera