Matamata.com - Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani memastikan cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 3,9 juta ton mencukupi kebutuhan nasional hingga Desember 2025.
“Dengan stok 3,9 (juta ton beras) itu mampu memasok sampai akhir tahun, sampai Desember nanti,” kata Rizal seusai menghadiri Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan yang digelar Kementerian Pertanian di Jakarta, Senin.
Rizal menjelaskan, sebelumnya stok CBP mencapai 4,2 juta ton. Sebagian telah disalurkan untuk program bantuan pangan, sehingga kini tersisa 3,9 juta ton.
“Yang satu koma juta sekian (stok CBP) kan sudah didistribusikan untuk bantuan pangan (beras) dan sebagainya. Jadi ini tinggal 3,9 (juta ton) sekarang (stok cadangan beras pemerintah),” ujarnya.
Bulog juga telah menyerap gabah petani hingga 100 persen dari target 3 juta ton. Hal ini, menurut Rizal, menjadi wujud dukungan Bulog terhadap produksi dalam negeri dan ketahanan pangan nasional.
Meski target penyerapan sudah tercapai, proses pembelian gabah tetap berjalan sesuai arahan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dengan harga Rp6.500 per kilogram gabah kering panen.
Rizal menekankan program ini tidak hanya menjaga ketersediaan stok beras, tetapi juga memberi harga layak bagi petani sekaligus melindungi mereka dari praktik tengkulak.
“Jadi harapannya kepada para petani, gabah yang dijual ke Bulog itu adalah gabah yang betul-betul dalam kondisi baik dan betul-betul matang, siap panen dan kering,” imbuhnya.
Dengan cadangan yang ada, Rizal menegaskan Bulog siap menjalankan mandat pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan, memastikan distribusi tepat sasaran, serta mendorong kemandirian pangan nasional.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebutkan produksi beras nasional pada 2025 diproyeksikan mencapai 33–34 juta ton. Angka tersebut menunjukkan surplus sekitar 3,5 juta ton dibanding tahun lalu.
“Menurut catatan BPS (Badan Pusat Statistik), maka di akhir Desember (2025) nanti diperkirakan (produksi beras) surplus 3,5 juta ton dibanding tahun lalu, sehingga bisa dipastikan, insya Allah kalau ini berjalan sebagaimana mestinya, harusnya kita tidak impor beras di tahun ini,” kata Sudaryono di Jakarta, Rabu (10/9). (Antara)
Berita Terkait
-
Papua Dibidik Swasembada Pangan, Mentan Optimistis Tercapai dalam Tiga Tahun
-
Stok Melimpah, Bulog Cianjur Pastikan Ketersediaan Beras Aman hingga Awal 2026
-
Pemerintah Setujui Permintaan 10 Ribu Ton Beras untuk Aceh
-
Kementan Minta Publik Kawal Penyaluran 1.200 Ton Beras untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Tak Gentar Dikritik, Zulhas: Silakan Hujat, yang Penting Bantuan Sampai ke Korban
Terpopuler
-
PDIP Tegaskan Hormati Langkah KPK, Ingatkan Penegakan Hukum Harus Adil dan Bebas Kepentingan
-
Praperadilan Tambang Pasir Bojonegoro Ditolak, Kemenhut Tegaskan Kawasan Perhutanan Sosial Bukan Area Tambang
-
OTT Bupati Bekasi, KPK Periksa Intensif Tujuh Orang di Jakarta
-
Bukan Sekadar Viral, IMPACT Ajak Kreator Indonesia Bangun Warisan Bisnis Berkelanjutan
-
Pemerintah Atur Pemanfaatan Kayu Banjir di Sumatera untuk Percepat Rehabilitasi
Terkini
-
PDIP Tegaskan Hormati Langkah KPK, Ingatkan Penegakan Hukum Harus Adil dan Bebas Kepentingan
-
Praperadilan Tambang Pasir Bojonegoro Ditolak, Kemenhut Tegaskan Kawasan Perhutanan Sosial Bukan Area Tambang
-
OTT Bupati Bekasi, KPK Periksa Intensif Tujuh Orang di Jakarta
-
Pemerintah Atur Pemanfaatan Kayu Banjir di Sumatera untuk Percepat Rehabilitasi
-
Seskab Teddy: Media Berperan Jaga Optimisme Pemulihan Bencana