Matamata.com - Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, meminta pemerintah memastikan proses evakuasi korban runtuhnya pondok pesantren (ponpes) di Sidoarjo, Jawa Timur, benar-benar selesai dan tidak menyisakan siapa pun.
“Jadi tidak ada yang tersisa di situ, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,” ujar Saan saat ditemui di Jakarta, Sabtu (11/10).
Ia menegaskan, pemerintah harus memastikan tidak ada korban yang tertinggal di bawah reruntuhan bangunan. Menurutnya, musibah ini menjadi duka mendalam bagi bangsa karena menyangkut masa depan generasi muda.
Terkait rencana Menteri Pekerjaan Umum (PU) untuk membangun kembali ponpes tersebut, Saan menilai langkah itu perlu dikaji lebih dulu di tingkat kementerian karena akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Ia juga mengingatkan bahwa rencana tersebut harus dibicarakan bersama DPR, khususnya Komisi V yang membidangi infrastruktur dan perhubungan, agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
“Jadi penting juga. Tujuannya memang baik ya untuk membantu, tapi kalau misalkan ada polemik kan kasihan pesantrennya juga karena yang akan terseret mereka,” ucapnya.
Saan menambahkan, niat baik pemerintah perlu diimbangi dengan tata cara yang tepat agar tidak menimbulkan polemik. Meski persoalan telah diselesaikan secara kekeluargaan, ia menilai insiden ambruknya ponpes di Sidoarjo tetap harus menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 50 jenazah korban runtuhnya bangunan Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, menyebutkan proses identifikasi dilakukan bertahap sejak awal pekan.
“Data hasil identifikasi sampai hari Jumat 10 Oktober, sebanyak 50 jenazah telah berhasil dikenali,” kata Abdul.
Ia menambahkan, tim DVI masih melanjutkan proses identifikasi terhadap 11 jenazah lainnya, termasuk lima potongan tubuh korban yang ditemukan secara bertahap oleh tim SAR gabungan di lokasi kejadian. (Antara)
Berita Terkait
-
Anggota DPR Minta Pemblokiran Judi Online Tetap Diteruskan Meski Transaksi Turun
-
Ashari Tambunan: Umrah Mandiri Bukan Ancaman, Tapi Jalan Menuju Ekosistem yang Sehat
-
Khofifah: Semangat Juang Santri Jadi Modal Bangun Negeri
-
Prabowo: Ditjen Pesantren Jadi Langkah Konkret Pemerintah Perkuat Ekosistem Pendidikan Keagamaan
-
Presiden Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren, Wapres Gibran: Kado Istimewa untuk Dunia Santri
Terpopuler
-
Menkeu Purbaya Tinjau Pemeriksaan Barang Impor di Bea Cukai Tanjung Perak
-
KPK Sita Tiga Koper Dokumen dari Kantor Bupati Ponorogo
-
Dirut Bulog: Perpres Pembangunan 100 Gudang Jadi Dasar Hukum Lex Specialis
-
Kemenperin: Batalnya Kenaikan Cukai Rokok Bisa Dongkrak Daya Saing Industri Tembakau
-
Kejagung Tegaskan Tempus Kasus Korupsi Minyak Mentah Petral 20082017
Terkini
-
Menkeu Purbaya Tinjau Pemeriksaan Barang Impor di Bea Cukai Tanjung Perak
-
KPK Sita Tiga Koper Dokumen dari Kantor Bupati Ponorogo
-
Dirut Bulog: Perpres Pembangunan 100 Gudang Jadi Dasar Hukum Lex Specialis
-
Kemenperin: Batalnya Kenaikan Cukai Rokok Bisa Dongkrak Daya Saing Industri Tembakau
-
Kejagung Tegaskan Tempus Kasus Korupsi Minyak Mentah Petral 20082017