Matamata.com - Ada yang unik dalam pemutaran perdana alias gala premiere film teranyar produksi Falcon Pictures, Si Doel The Movie.
Ya, gala premiere film sekuel dari sitkom terkenal Si Doel Anak Sekolahan tersebut digelar di Pathe Tuschinski atau yang karib dikenal dengan nama Theater Tuschinski.
Mentang-mentang di Amsterdam, Belanda, Pemutaran film di bioskop bersejarah itu bukannya sepi penonton lho.
Baca Juga:
Merinding dan Tangis Mandra di Gala Premiere Si Doel The Movie
Antrean penonton Si Doel The Movie bahkan mengular di depan bioskop yang terletak di kawasan central Amsterdam itu.
Nggak cuma diaspora Indonesia di Amsterdam, terlihat warga lokal ikut dalam antrean demi menyaksikan akting Rano Karno, Mandra dan kawan-kawan.
Rano Karno beserta pemeran lainnya di film Si Doel The Movie datang ke lokasi pemutaran perdana dengan diantar mobil limousine.
Baca Juga:
8 Potret Cantik Giannirma Gavrila, Putri Sulung Feni Rose
Puluhan, bahkan ratusan orang berteriak histeris saat Rano karno dan kawan-kawan melintas di karpet merah dan menyambut hangat fans.
Perlu diketahui, Pathe Tuschinski merupakan salah satu bioskop paling indah di Dunia.
Pathe Tuschinski dibangun oleh Abraham Icek Tuschinski pada 1921 dengan biaya 4 juta gulden.
Baca Juga:
Kocaknya Baim Tirukan Gaya Makeup Freckles
Interior dan eksterior bangunan tersebut merupakan perpaduan spektakuler dari gaya arsitektur Amsterdam School, Art Nouveau and Art Deco.
Auditorium utama bioskop tersebut kerap kali menjadi lokasi pemutaran perdana dari beragam film Belanda.
Nah, adalah Hijman Louis de Jong yang berada di balik desain indah dan spektakuler tersebut.
Baca Juga:
6 Gaya Liburan Venna Melinda di Jepang, Kayak ABG
Ada influens dari Asia di gedung tersebut. Lobi bioskop didesain agar calon penonton merasakan sensasi ilusi ketika memasukinya.
Sejak dibuka, auditorium utama Tuschinski telah difungsikan sebagai bioskop dan ruang pertunjukan langsung.
Selain layar film, auditorium tersebut juga berisi panggung dan organ.
Ketika pertama kali dibuka, teater mengandung fitur elektro-teknis, yang kemudian dianggap revolusioner.
Sistem pemanasan dan ventilasi yang unik menjaga suhu di seluruh gedung.
Pada 1940, sebuah organ teater Wurlitzer-Strunk dipasang, kemudian menjadi model Wurlitzer 160.
Selama Perang Dunia Kedua yakni dalam kurun 1940–1945, teater tersebut diberi nama 'Tivoli'.
Antara 1998 dan 2002, teater direnovasi dengan gaya aslinya. Itu juga diperluas, dengan sayap baru yang lebih modern yang menghubungkan ke bangunan asli melalui koridor.
Sayap baru menambahkan tiga auditorium ekstra ke Tuschinski.
Berita Terkait
-
Tas Adelia Dicuri saat Berada di Outlet Louis Vuitton di Paris, Pasha Ungu Ungkap Barang Berharga Dalam Tas
-
Kisah Mantan Artis FTV Nanda Gita Jadi Pengasuh Anak di Belanda dengan Gaji Rp2 Juta, Bisa Bangun Rumah Tiga Lantai
-
Rahasia Bangunan Peninggalan Belanda Kokoh Berdiri hingga 100 Tahun Lebih di Indonesia Dibongkar Sosok Ini
-
Singkong Indonesia Berasal dari Negara Ini, Ditanam Pertama Kali di Maluku Tahun 1850
-
Bule Belanda Lecehkan Raffi Ahmad: Makan Pakai Pecahan Beling, Kamarnya Disusupi Tikus
Terpopuler
-
Fadly Faisal Dihujat gegara Belakangi Wajah Duta SO7 saat Tampil, Dibela Fans: Sombong dari Mana Sih?
-
Foto Bareng Keanu Massaid di Barcelona, Angelina Sondakh Ingat Adjie Massaid: Senyumnya Mirip!
-
Terlihat Tegar, Geni Faruk Pernah Nangis Ngeluh Capek Punya 11 Anak
-
Tarif Band Gilga Sahid Suami Happy Asmara Capai Rp310 Juta per Manggung, Tuai Sindiran Pedas: Berasa Sekelas Agnez Mo
-
Uut Permatasari Goyang Erotis Padahal Istri Perwira Polisi: Walaupun Kamu Artis, Tolong Kurangi!
Terkini
-
Hari Pertama Tayang, Film Danyang Mahar Tukar Nyawa Hadiri Lebih Dari 800 Show Bioskop dengan Promo Spesial
-
Rizky Febian dan Mahalini Ramaikan Konser Lifetime Tribute To Chrisye
-
Konser Mozart dari Madras, AR Rahman Pindah Lokasi dari Candi Prambanan ke Jakarta
-
Lewat Event Wonderlab, Genexyz Membuka Portal di Jakarta ke Dunia Baru
-
Jadi Bridesmaid di Pernikahan Beby Tsabina, Penampilan Syifa Hadju Paling Bersinar