Tinwarotul Fatonah | MataMata.com
Hotman Paris (MataMata.com/Revi Cofans Rantung)

Matamata.com - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea belum lama ini menjadi sorotan publik lantaran saat melayat ke Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur setelah Salahuddin Wahid alias Gus Sholah meninggal dunia.

Menurut Ustaz Solmed hal itu boleh dilakukan atas dasar kemanusian, meskipun mereka berbeda keyakinan.

Baca Juga:
Hotman Paris Jadi Mualaf? Ini Klarifikasi Lengkapnya

"Boleh-boleh aja, secara kemanusian, secara anak bangsa kan seperti itu jadi tidak apa-apa datang melayat kemudian melihat," kata Ustaz Solmed saat dihubungi Suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (5/2/2020).

Ustaz Solmed menuturkan kehadiran Hotman Paris merupakan bentuk toleransi akan perbedaan agama dan sebagai bentuk dukungan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Ustaz Solmed (Suara.com/Ismail)

"Menghibur hati orang, menghibur ahli musibah karena kerabatnya seorang muslim lalu dia datang menghibur hati mungkin yang ayahnya meninggal atau ibunya meninggal secara kemanusian sangat bagus," tutur Ustaz Solmed.

Baca Juga:
Duduk di Belakang Kiai saat Salat, Hotman Paris Disebut Anak Magang!

Di sisi lain, soal Hotman Paris yang makan di belakang orang salat, menurut Ustaz Solmed dalam ajaran agama Islam bukan masalah yang besar. Di mana sang tuan rumah pun yang memberikan hidangan.

"Gak ada masalah, apa lagi itu dihidangkan oleh tuan rumah," ungkap Ustaz Solmed.

Solmed menambahkan, justru yang salah kalau Hotman Paris ikut salat dengan jamaah lain.

Baca Juga:
Teddy Suami Lina Menghilang, Hotman Paris: Kenapa Sekarang Menghindar?

"Justru yang masalah kalau bang hotman ikut salat soalnya dia non muslim kan. kecuali kalau dipaksa 'Ayo bang Hotman salat' baru itu salah ada pemaksaan agama. kalau kemarin itu kan toleransi," kata Solmed sambil berguyon. (Herwanto)

Load More