Matamata.com - Arie Kriting berpendapat dinasti politik tak masalah asalkan yang bersangkutan benar-benar punya kemampuan memimpin. Pernyataan itu ia sampaikan sebagai tanggapan atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres dianggap sebagai 'karpet merah' untuk putra Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo Subianto.
"Kalau menurut saya sih, selama punya kapabilitas, tentu harusnya tidak masalah," kata Arie Kriting di kawasan Ciledug, Tangerang Selatan, Minggu (29/10/2023).
Menurut Arie Kriting, isu dinasti politik di keluarga Jokowi tak lain halnya dengan satu keluarga lain yang anak-anaknya mengikuti profesi sang ayah dalam bekerja.
"Kadang-kadang, ibaratnya ada keluarganya yang militer, ya anaknya dididik untuk melanjutkan ayahnya sebagai militer. Selebriti atau seniman pun juga kayak gitu. Bapaknya seniman, anaknya bisa juga jadi seniman," kata Arie Kriting memaparkan.
"Jadi ikut-ikut aja, ter-influence. Menurut saya, itu bukan sesuatu yang perlu kita permasalahkan," ujarnya lagi.
Oleh karena itu, Arie Kriting tidak terlalu mau menanggapi isu Jokowi mengintervensi Mahkamah Konstitusi demi memuluskan tujuannya menjadikan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.
"Intinya menurut saya sih, mau dari dinasti, mau dari masyarakat lapisan mana pun itu, yang penting kapasitas dan kapabilitasnya yang harus kita perhatikan," kata Arie Kriting.
Arie Kriting pribadi belum menentukan pilihan untuk menyumbangkan suaranya ke siapa di Pilpres 2024 nanti. Suami Indah Permatasari masih menunggu sesi debat capres cawapres untuk mencari tahu pasangan mana yang visi misinya sesuai dengannya.
"Masih meraba-raba. Masih melihat, masih menilai. Kan kita harus tunggu visi misi paslon saat debat nanti. Banyak lah prosesnya," ucap Arie Kriting.
Sebagaimana diketahui, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah syarat minimal seseorang jadi capres cawapres ramai dikaitkan dengan isu Jokowi membuat dinasti politik. Tak sedikit yang menyebut gugatan batas bawah usia capres cawapres ke MK bertujuan untuk memuluskan langkah Gibran Rakabuming Raka jadi pasangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Hanya saja, kemunculan isu sensitif itu tidak berpengaruh ke keputusan Prabowo Subianto untuk tetap menunjuk Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Keduanya jadi pasangan terakhir yang mendaftarkan diri ke KPU setelah pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD. (Adiyoga Priyambodo)
Berita Terkait
-
Setahun Berjalan, Gibran Minta Program "Lapor Mas Wapres" Jadi Bahan Kebijakan Pemerintah
-
Wapres Gibran Dorong Sinergi Lintas Sektor Wujudkan Swasembada Pangan Nasional
-
Wapres Gibran: Reshuffle Kabinet Sudah Dihitung Matang oleh Presiden Prabowo
-
Wapres Gibran Janji Lebih Sering Kunjungi Sumut: Kalau Gitu, Ya Saya Akan Lebih Sering ke Sini
-
Gibran Nilai Usulan Gerbong Perokok Tidak Selaras dengan Program Kesehatan Presiden
Terpopuler
-
Erick Thohir: Atlet SEA Games Harus Tunjukkan Kedigdayaan Indonesia
-
Satgas Telusuri Dugaan Kerusakan Hutan Penyebab Banjir dan Longsor di Sumatera
-
ESDM Identifikasi 23 Izin Tambang di Tiga Provinsi Terdampak Banjir dan Longsor
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
-
Siswa MTs di Banyuwangi Raih Medali Perak di Olimpiade Sains Junior Internasional Rusia
Terkini
-
Bandit Tayang Perdana di JAFF 2025: Drama Aksi tentang Pelarian & Balas Dendam
-
Bukan Sekadar Nostalgia: Ini 3 Alasan Setting Film 'Rangga & Cinta' Tetap di Tahun 2000-an
-
LAKON Indonesia Membawa Warisan dan Inovasi ke Panggung Utama Osaka World Expo
-
Siapa Rachquel Nesia? Aktris Muda yang Baru Resmi Menikah dengan Kevin Royano
-
Tak Perlu Bingung, Ini 5 Tips Mengunjungi Universal Studio Japan Saat Peak Season