Yohanes Endra | MataMata.com
Profil Bintang Emon (Instagram/@bintangemon)

Matamata.com - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 disoroti oleh Bintang Emon.

Sang komika mengomentari tembakan gas air mata yang diduga menimbulkan banyak korban dan meminta aparat kepolisian lebih bijak dalam mengambil tindakan.

Baca Juga:
Tragedi Kanjuruhan, Arie Kriting Soroti Tembakan Gas Air Mata Polisi

Penting menurut Bintang Emon agar aparat kepolisian untuk kelak memakai cara yang lebih baik guna mengurai massa.

"Yang boleh punya senjata cuma bapak-bapak sekalian, ya wajar kalau mikirnya harus lebih jauh, Pak," kata Bintang Emon.

Sebab bila melihat situasi saat ini, Bintang Emon yakin aparat kepolisian tidak mau disalahkan atas penggunaan gas air mata di lapangan meski melanggar aturan FIFA.

Baca Juga:
Tragedi Kanjuruhan Disorot Media Internasional, Lee Min Ho Ikut Berempati

"Kalau salah ambil keputusan gini, siapa yang mau tanggung jawab, Pak?" tutur Bintang Emon.

"Enak situ mah, memang posisinya bisa nentuin siapa yang benar, siapa yang salah," lanjut sang komika.

Fakta Kerusuhan Stadion Kanjuruhan (YouTube/Kulon Project)

Sebagaimana diketahui, kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang malam tadi memicu kemarahan Aremania yang datang menyaksikan pertandingan.

Baca Juga:
Melanie Subono Sesalkan Tragedi Kanjuruhan, Sentil Suporter yang Tidak Sportif: Besok Dikawal Tentara Sekalian

Usai peluit panjang dibunyikan, salah satu Aremania turun ke lapangan untuk mengutarakan kekecewaan dan disusul yang lain.

Imbasnya, polisi langsung menembakkan gas air mata untuk mengurai massa. Sayang, asap dari gas air mata justru memenuhi tribun tempat Aremania yang tidak ikut melakukan protes.

Tembakan gas air mata juga yang diduga menimbulkan banyaknya korban jiwa dari Aremania yang masih berada di tribun suporter karena sesak napas.

Baca Juga:
Baim Wong Ikut Berduka, Sebut Rusuh di Stadion Kanjuruhan Sebagai Tragedi Besar

Menurut data terakhir dari Dinkes Kabupaten Malang, 130 orang dinyatakan meninggal dunia dan 20 orang dalam kondisi kritis. Sedang dari cuitan akun Twitter @AremaFC, korban meninggal dunia mencapai 182 orang.

Selain Aremania, dua korban meninggal dunia juga datang dari pihak kepolisian yang malam itu bertugas mengamankan pertandingan. Empat mobil polisi turut hangus terbakar imbas kerusuhan. (Adiyoga Priyambodo)

Load More