Ade Wismoyo | MataMata.com
Fakta Film Dirty Vote (YouTube Dirty Vote)

Matamata.com - Film dokumenter berjudul Dirty Vote menmdadak jadi sorotan jelang digelarnya Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang.

Dirty Vote dirilis pada Minggu (11/2/2024) yang merupakan masa tenang, di mana tiga paslon dilarang melakukan kampanye dalam bentuk apa pun.

Berdurasi hampir dua jam, film ini telah ditonton lebih dari 6,7 juta kali sejak dirilis di kanal YouTube Dirty Vote.

Baca Juga:
Nikita Mirzani Sebut Film "Dirty Vote" Fitnah kepada Prabowo Subianto

Bagi yang belum menyaksikan, simak dulu beberapa fakta Dirty Vote berikut ini.

1. Disutradarai Dandhy Laksono

Fakta Film Dirty Vote (instagram/@dandhy_laksono)

Dirty Vote disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono, seorang jurnalis yang juga dikenal sebagai pendiri WatchDoc, rumah produksi yang menghasilkan film-film dokumenter dan jurnalistik.

Baca Juga:
Ferdinand Anak Sule Ikutan Main, 8 Fakta Film Dilan 1983: Wo Ai Ni

Dandhy Laksono sebelumnya pernah membuat berjudul Sexy Killer, film dokumenter yang mengulik tentang keterlibatan para pemilik saham perusahaan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

2. Tampilkan 3 Pakar Hukum Tata Negara

Fakta Film Dirty Vote (YouTube Dirty Vote)

Dirty Vote menampilkan tiga pakar hukum tata negara, yakni Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar. Profil ketiga akademisi ini tak main-main.

Baca Juga:
Tayang Mulai Besok, Berikut Sinopsis dan 6 Fakta Film Pemukiman Setan

Bivitri Susanti merupakan salah satu pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK). Feri Amsari juga dikenal sebagai aktivis hukum dan dosen dari Fakultas Hukum Universitas Andalas.

Selain memiliki jabatan penting di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainal Arifin Mochtar saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan di Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

3. Beberkan Data Kecurangan Pemilu 2024

Baca Juga:
Debut Layar Lebar Teuku Ryan, Ini 4 Fakta Film Perjalanan Pembuktian Cinta

Fakta Film Dirty Vote (YouTube Dirty Vote)

Sesuai dengan judulnya, Dirty Vote menyoroti dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024 yang memicu rusaknya tatanan demokrasi. Kecurangan dilakukan secara sistematis dan terstruktur.

Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar membeberkan berbagai data yang mengarah pada penggunaan kekuasaan untuk memenangkan Pemilu satu putaran bagi paslon tertentu.

4. Dirilis pada Masa Tenang

Fakta Film Dirty Vote (YouTube Dirty Vote)

Dirty Vote dirilis pada 11 Februari 2024 yang merupakan masa tenang jelang Pemilu. Masa tenang yang berlangsung pada 11-13 Februari merujuk pada waktu di mana KPU melarang kampanye dalam bentuk apapun.

Waktu perilisan Dirty Vote sontak menuai beragam komentar dengan munculnya banyak spekulasi di media sosial.

5. Trending di Media Sosial

Fakta Film Dirty Vote (trending X)

Tak lama setelah dirilis, Dirty Vote langsung trending di media sosial. Link YouTube yang dibagikan Dandhy Laksono di X dilihat lebih dari 4,3 juta kali.

Dirty Vote juga trending di X dengan lebih dari 400 ribu cuitan hingga berita ini dibuat. Potongan-potongan adegan dari film ini juga menjadi fyp di TikTok.

6. Tanggapan dari Para Paslon

Fakta Film Dirty Vote (YouTube Dirty Vote)

Tanggapan dari para paslon terhadap perilisan Dirty Vote cukup berbeda. TKN Prabowo-Gibran mengadakan konferensi pers dan menyatakan bahwa sebagai besar isi dari film tersebut adalah fitnah.

Capres 01, Anies Baswedan menyebut bahwa dugaan kecurangan dalam Dirty Vote akan terbukti benar atau tidak setelah 14 Februari. Kubu Ganjar-Mahfud menegaskan bahwa pihaknya bergerak tanpa adanya manipulasi.

7. Tak Muncul di Pencarian YouTube

Fakta Film Dirty Vote (suara.com)

Dirty Vote memang trending di media sosial. Namun menariknya, film ini tidak muncul di pencarian YouTube.

Publik harus mengklik link yang dibagikan di platform lain jika ingin menyaksikan Dirty Vote di kanal YouTube resminya.

Itu dia sejumlah fakta film dokumenter Dirty Vote yang sukses menyita perhatian publik di masa tenang jelang Pemilu 2024.

Kontributor: Chusnul Chotimah
Load More