Matamata.com - Penyanyi asal Amerika Serikat, Azealia Banks, kembali menjadi sorotan publik internasional usai mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai Indonesia di media sosial pribadinya.
Melalui unggahan tersebut, Azealia Banks menyebut Indonesia dengan istilah yang dianggap menghina, sehingga memicu kemarahan dan kekecewaan di kalangan warganet Tanah Air.
Pernyataan pedas Azealia itu bermula saat ia berinteraksi dengan netizen melalui platform media sosial. Saat menerima komentar bernada negatif dari salah satu pengguna asal Indonesia, Azealia membalas dengan ucapan yang bernada merendahkan.
Salah satu tanggapannya bahkan menyebut Indonesia sebagai “tempat sampah dunia”. Ungkapan itu dengan cepat menyebar luas dan menuai reaksi keras, baik dari netizen Indonesia maupun masyarakat dunia maya secara umum.
Nama Azealia Banks sendiri memang tidak asing di dunia musik internasional. Ia dikenal lewat lagu hit "212" yang dirilis pada 2011 dan pernah menduduki tangga lagu di berbagai negara.
Namun, kariernya juga sering diwarnai kontroversi akibat komentar-komentarnya yang tajam di media sosial. Kali ini, ucapan Azealia dinilai sangat tidak pantas sehingga memancing gelombang kritik, terutama dari para penggemarnya di Indonesia.
Banyak warganet Indonesia yang mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan mereka melalui berbagai platform media sosial. Tagar-tagar berisi kritik dan seruan untuk memboikot karya Azealia Banks pun sempat menjadi trending di Twitter dan Instagram.
Tak sedikit pula yang menuntut Azealia untuk segera meminta maaf atas ucapannya yang dinilai melecehkan bangsa Indonesia.
Hingga berita ini dimuat, Azealia Banks belum memberikan klarifikasi atau permintaan maaf secara resmi terkait pernyataannya tersebut.
Sementara itu, pihak berwenang dan sejumlah figur publik Indonesia ikut menyayangkan sikap Azealia, menyerukan agar setiap pihak berhati-hati menggunakan media sosial, terutama dalam penyampaian opini yang bisa menyakiti perasaan banyak orang.
Insiden ini sekali lagi menunjukkan betapa pentingnya menjaga etika dalam bermedia sosial, terutama sebagai figur publik yang memiliki pengaruh luas di masyarakat global. Publik berharap agar tak ada lagi ujaran kebencian atau penghinaan yang dapat memperkeruh hubungan antarbangsa ke depannya.
Terpopuler
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera
-
211 Titik Blank Spot di Sulsel Segera Teraliri Internet, Pemerintah Targetkan Aktivasi Akhir Tahun
-
Wapres Gibran Janji Percepatan Penanganan Bencana di Sumut
-
Sekjen Liga Muslim Dunia Sampaikan Belasungkawa dan Tawaran Dukungan untuk Korban Banjir Indonesia
-
Mangkir Dua Kali, Selebgram Lisa Mariana Dijemput Paksa Terkait Video Asusila
Terkini
-
Hujan Drone Ukraina Lumat Markas Jet Bomber Rusia: Simak Fakta Serangan yang Memicu Guncangan Moskow
-
Gara-gara Telat 3 Menit, Travis Scott Bikin Coachella Rugi Ratusan Juta Rupiah
-
Shah Rukh Khan Menggebrak Met Gala 2025: Tampil Ikonik demi Sang Putri
-
Jelang Ulang Tahun Pernikahan ke-14, Kate Middleton Tampil dengan Gaya Rambut Baru
-
Tersandung Skandal, Kim Soo Hyun Terancam Bangkrut Akibat Gugatan Pengiklan Senilai Rp116 Miliar