Matamata.com - Instalasi seni bertajuk Eudaimonia, bagian dari rangkaian program Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian, tampil dalam sorotan utama Spotlight di ArtJog 2025.
Karya ini merupakan hasil kolaborasi lintas disiplin antara Reza Rahadian dan sejumlah tokoh seni Indonesia, seperti fotografer dan videografer Davy Linggar, arsitek Andra Matin, sutradara Garin Nugroho, koreografer Siko Setyanto, serta komposer Kasimyn alias Aditya Surya Taruna.
Konsep eudaimonia yang berasal dari filsafat Yunani Kuno menekankan pencapaian kebahagiaan melalui tujuan hidup yang bermakna.
Baca Juga:
KAI Daop 1 Jakarta Tutup 28 Perlintasan Liar Demi Tingkatkan Keselamatan
Dalam konteks keaktoran, eudaimonia menggambarkan pencarian harmoni antara kebutuhan dan keinginan, antara aksi nyata dan peran lakon, serta antara keramaian dan keheningan.
Seorang aktor mengolah tubuh, pikiran, imajinasi, dan bakatnya sebagai sarana untuk terus belajar, berkembang, dan bertransformasi. Tubuh menjadi medium yang terus bergerak dan merasakan, mencerminkan perjalanan kreatif yang tiada akhir.
Melalui proyek kolaboratif ini, Reza Rahadian menghadirkan ruang yang bersifat intim dan reflektif, sekaligus mengundang publik untuk meresapi makna dari proses artistik seorang aktor—melampaui batasan panggung, kamera, maupun layar.
Baca Juga:
Mendiktisaintek: Kampus Harus Jadi Motor Perubahan, Bukan Menara Gading
“Bagi saya, Eudaimonia menjadi semacam jurnal perasaan dan pemikiran saya dalam bentuk kolaboratif, sebuah proses kontemplasi yang tanpa henti,” ujar Reza Rahadian.
Spotlight di ArtJog 2025 menjadi medium baru yang menyatukan praktik seni rupa dengan beragam disiplin, membuka ruang bagi eksperimen dan dialog lintas bidang.
Dengan semangat kolaborasi dan eksplorasi, program ini memberikan tempat bagi pertukaran gagasan dan pemaknaan artistik yang lebih mendalam.
Baca Juga:
Selamat! Penyanyi Nadin Amizah Dilamar Faishal Tanjung
Ketua program Refleksi Dua Dasarasa, Inet Leimena, menekankan bahwa Eudaimonia adalah wujud selebrasi yang jujur dan personal atas perjalanan kreatif seorang seniman.
“Karya kolaborasi ini memperlihatkan bahwa perayaan tidak harus tentang kemegahan, tapi juga dapat berupa ruang tenang yang penuh makna. Eudaimonia adalah bentuk perayaan yang penuh kerendahan hati, reflektif, dan terbuka untuk dirasakan bersama,” ujar Inet Leimena.
Instalasi Eudaimonia dapat disaksikan di Jogja National Museum (JNM) selama perhelatan ArtJog 2025, dari tanggal 20 Juni hingga 31 Agustus 2025.
Baca Juga:
IKN Masuki Tahap Dua, Otorita Teken 9 Proyek Baru Senilai Rp3,3 Triliun
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai karya ini dan keseluruhan program Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian, publik dapat mengakses kanal media sosial resmi atau menghubungi tim publisis program terkait.
Berita Terkait
-
7 Jam Berekspresi Tanpa Jeda, Reza Rahadian Eksplorasi Kejujuran Tubuh di ArtJog 2025
-
Reza Rahadian Buka-bukaan Soal Kebahagiaan Lewat Karyanya di di ArtJog 2025
-
ARTJOG 2025 - Motif: Amalan, Merayakan Estetika untuk Dunia yang Lebih Peduli
-
ARTJOG 2025 Motif: Amalan, Merayakan Kreativitas dan Keterlibatan
-
Christine Hakim Bantah Kontroversi Syahrini, soal Tiket 'Festival Film Cannes 2025'
Terkini
-
Biennale Jogja 2025 Usung Tema "KAWRUH: Tanah Lelaku", Tantang Makna Baru dalam Berkumpul
-
Andrew Hidayat Yakin IPO COIN Tingkatkan Transparansi, Minta Publik Beri Kesempatan
-
Langkah Berani Andrew Hidayat di Balik IPO COIN yang Dibanjiri Investor
-
Reza Rahadian Buka-bukaan Soal Kebahagiaan Lewat Karyanya di di ArtJog 2025
-
ARTJOG 2025 - Motif: Amalan, Merayakan Estetika untuk Dunia yang Lebih Peduli