Matamata.com - Kualitas udara di Ibu Kota kembali memburuk. Berdasarkan data laman pemantau udara IQAir pada Jumat pagi (13/6) pukul 05.42 WIB, Jakarta menempati posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) Jakarta tercatat di angka 164, dengan konsentrasi partikel halus PM2.5 mencapai 74,3 mikrogram per meter kubik.
Angka tersebut termasuk dalam kategori tidak sehat, khususnya bagi kelompok rentan, dan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia, hewan sensitif, serta lingkungan.
Sebagai pembanding, kategori kualitas udara dibagi dalam beberapa tingkat. PM2.5 pada rentang 0–50 dianggap baik dan tidak berdampak terhadap kesehatan maupun lingkungan.
Rentang 51–100 disebut sedang, berpotensi mengganggu tumbuhan sensitif dan mengurangi nilai estetika. Sementara itu, rentang 151–200 dikategorikan tidak sehat bagi kelompok sensitif, dan 200–299 termasuk sangat tidak sehat karena berisiko merugikan banyak segmen masyarakat.
Di atas angka 300, udara diklasifikasikan berbahaya dan dapat menimbulkan dampak kesehatan serius.
Dalam daftar lima besar kota dengan udara terburuk versi IQAir pagi ini, Jakarta berada di bawah Kinshasa, Kongo yang mencatat AQI 194. Disusul oleh Lahore, Pakistan (159), Bagdad, Irak (155), dan Delhi, India (155).
Sebagai upaya pemantauan, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengoperasikan 31 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) di berbagai wilayah administrasi.
Seluruh data dari SPKU telah terintegrasi dengan sistem milik BMKG, World Resources Institute (WRI) Indonesia, serta Vital Strategies, dan mengikuti standar pemantauan nasional. (Antara)
Berita Terkait
-
Gubernur Pramono Izinkan Lelang Proyek Jakarta Dimulai Lebih Awal demi Optimalisasi APBD
-
K-Food Tembus Pasar Halal Terbesar di Dunia
-
Peringati Hari Ekraf Nasional 2025, Irene Umar Gandeng Gekrafs Naraya Berkreasi Seni
-
Viral! Niat Berobat ke Penang, Tiktoker Ini Kaget Lihat Antrean Imigrasi Bandara Penang
-
Menkeu Janji Tinjau Ulang Dana Transfer ke Jakarta pada 2026 jika Ekonomi Pulih
Terpopuler
-
Satgas PKH Klarifikasi 27 Perusahaan Terkait Pemicu Banjir Bandang di Sumatera
-
Pejabat Negara Pantau Misa Malam Natal di Katedral, Menko PMK Ajak Doakan Korban Bencana
-
KPK Buka Peluang Kembangkan Kasus Suap Bupati Bekasi ke Pihak Lain
-
MEYS 2025: Nida Saithi Bicara Kepemimpinan Etis dan Literasi Hukum untuk Generasi Muda
-
Joneri Alimin Jadi Sorotan di MEYS 2025, Bicara Diplomasi Ekonomi dan Peran Pemuda Muslim
Terkini
-
Satgas PKH Klarifikasi 27 Perusahaan Terkait Pemicu Banjir Bandang di Sumatera
-
Pejabat Negara Pantau Misa Malam Natal di Katedral, Menko PMK Ajak Doakan Korban Bencana
-
KPK Buka Peluang Kembangkan Kasus Suap Bupati Bekasi ke Pihak Lain
-
Kemenag Siapkan 6.919 Masjid Ramah Pemudik Dukung Kelancaran Nataru
-
Presiden Prabowo Terima Laporan Pembangunan Kampung Haji di Mekkah