Matamata.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk mencintai sekaligus mempromosikan batik tulis asli Sampang, Madura, yang dikenal memiliki ciri khas pewarnaan alami dan kualitas tinggi.
"Saya sedikit bisa mengenali berbagai jenis batik. Sekilas ada kemiripan antara Sampang dan Pamekasan, namun terkait pewarnaan lebih jernih dan warna alam yang sangat mirip dengan Batik Cirebon," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Senin (11/8).
Menurut Khofifah, kemiripan itu mencerminkan pertemuan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Ia menegaskan, batik bukan sekadar kain, melainkan produk budaya yang lahir dari proses seni yang panjang.
"Ini artinya juga ada pertemuan antarbudaya. Sehingga pembatik itu sebenarnya pelaku seni, tapi dia juga industri. Seni membatik sendiri memiliki tahap yang luar biasa," tuturnya.
Meski memiliki kualitas yang tidak kalah dengan batik Madura lainnya, Khofifah menilai Batik Sampang masih memerlukan promosi yang lebih luas dibanding Batik Tanjung Bumi Bangkalan, Batik Pamekasan, atau Batik Sumenep yang lebih populer di pasar.
"Karena di sini berada antara Tanjung Bumi yang luar biasa dan kemudian Pamekasan yang pemasarannya lebih bagus karena memang berani dengan warna dan desain kontemporer," kata dia.
Khofifah juga mengajak masyarakat mendukung para pembatik di Jawa Timur, mengingat setiap daerah memiliki keunikan tersendiri.
"Saya ingin memberi penguatan bagi pelaku seni batik, pelaku industri batik. Ini budaya yang luar biasa terlahir dari nenek moyang kita," ucapnya.
Ia menambahkan, batik tulis merupakan keterampilan yang sulit dipelajari pemula dan umumnya diwariskan secara turun-temurun.
"Bagaimana mencanting supaya tidak belepotan, proses melapisnya, mewarna hingga mencelup," katanya.
Pemilik Workshop Batik Tulis Shalempang, Ali Imron, menyampaikan apresiasinya atas perhatian Pemprov Jawa Timur.
"Saya berterima kasih atas dukungan yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Ibu Khofifah. Kami mendapat Sertifikat Halal dan Sertifikat Industri Hijau yang masih dalam proses," ujarnya.
Ali Imron, yang mulai merintis usaha sejak 2001, juga kerap mengikuti Misi Dagang Pemprov Jatim di berbagai provinsi. Tradisi membatik di keluarganya diwariskan secara turun-temurun dari pihak istrinya yang merupakan generasi ketujuh pembatik. (Antara)
Berita Terkait
-
Khofifah Minta Masyarakat Awasi dan Laporkan Pungli di Lingkungan Pemerintah
-
Khofifah: Semangat Juang Santri Jadi Modal Bangun Negeri
-
Biaya Kesehatan Korban Runtuhnya Mushala Ponpes di Sidoarjo Ditanggung Pemerintah
-
Khofifah Gelar Pasar Murah, Warga Bisa Belanja Sembako di Bawah Harga Pasar
-
Prabowo Kembali Undang Ormas dan Parpol ke Istana Bahas Isu Kebangsaan
Terpopuler
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera
-
211 Titik Blank Spot di Sulsel Segera Teraliri Internet, Pemerintah Targetkan Aktivasi Akhir Tahun
-
Wapres Gibran Janji Percepatan Penanganan Bencana di Sumut
-
Sekjen Liga Muslim Dunia Sampaikan Belasungkawa dan Tawaran Dukungan untuk Korban Banjir Indonesia
-
Mangkir Dua Kali, Selebgram Lisa Mariana Dijemput Paksa Terkait Video Asusila
Terkini
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera
-
211 Titik Blank Spot di Sulsel Segera Teraliri Internet, Pemerintah Targetkan Aktivasi Akhir Tahun
-
Wapres Gibran Janji Percepatan Penanganan Bencana di Sumut
-
Sekjen Liga Muslim Dunia Sampaikan Belasungkawa dan Tawaran Dukungan untuk Korban Banjir Indonesia
-
Mangkir Dua Kali, Selebgram Lisa Mariana Dijemput Paksa Terkait Video Asusila