Matamata.com - China menegaskan bahwa tindakan angkatan lautnya yang mengarahkan radar pengendali tembakan ke pesawat tempur Jepang dilakukan sesuai hukum internasional.
Pernyataan itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Zhan Xiaogang, melalui keterangan resmi yang dipublikasikan pada Senin (8/12).
"Kapal induk Liaoning melakukan latihan di laut lepas di perairan sebelah timur Selat Miyako, yang sepenuhnya sesuai dengan hukum dan praktik internasional," ujar Zhan.
Sebelumnya, Jepang melayangkan protes setelah dua jet tempur J-15 China disebut mengunci radar ke pesawat F-15 milik Pasukan Bela Diri Udara Jepang (ASDF) di tenggara Okinawa.
Insiden pertama berlangsung pada Sabtu pukul 16.32–16.35 waktu setempat saat pesawat J-15 yang lepas landas dari Liaoning diduga mengarahkan radar pengendali tembakan ke F-15 yang mencoba mencegah pendekatan mereka ke wilayah udara Jepang.
Insiden kedua terjadi pada pukul 18.37–19.08 di lokasi yang sama. Namun, China membantah tudingan tersebut.
"Jepang-lah yang justru berniat buruk mengikuti dan mengganggu tindakan China dengan berkali-kali mengirim pesawat untuk menerobos ke dalam area latihan yang telah ditetapkan dan diumumkan oleh China," tegas Zhang.
Ia menuding Jepang memutarbalikkan fakta dan sengaja memprovokasi opini publik.
"Kami menyatakan ketidakpuasan dan penolakan yang kuat terhadap provokasi dan upaya menyesatkan opini publik yang dilakukan oleh Jepang," lanjutnya.
Zhang juga menilai Jepang semakin aktif melakukan provokasi militer belakangan ini.
"Apa sebenarnya yang ingin dicapai? Hal ini sudah diketahui oleh dunia," katanya, sambil menuding Jepang tengah "kembali memilih jalan sesat militerisme."
"Mereka pasti akan terjerumus ke dalam jurang kehancuran yang tidak terselamatkan. Kami mendesak pihak Jepang untuk benar-benar menyadari situasi saat ini, melakukan introspeksi dan mengoreksi kesalahan."
Ia juga memperingatkan Jepang agar tidak mengambil posisi yang berseberangan dengan China dan komunitas internasional.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan tidak ada kerusakan pada pesawat ataupun personel, namun menyebut tindakan China berbahaya karena melewati batas keselamatan penerbangan.
"Kami sangat menyesalkan insiden ini. Kami telah melayangkan protes keras kepada pihak China dan meminta agar kejadian serupa tidak terulang," tulis pernyataan resmi Kemhan Jepang.
Latihan penerbangan jet tempur dan helikopter China ini menjadi yang pertama dikonfirmasi di dekat wilayah Jepang sejak kapal induk ketiga mereka, Fujian, resmi beroperasi bulan lalu.
Ketegangan kedua negara meningkat sejak awal November setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menilai aktivitas militer China terhadap Taiwan dapat mengancam keamanan Jepang — pernyataan yang ditanggapi Beijing sebagai sinyal keterlibatan militer Tokyo.
Sebagai balasan, China mengambil serangkaian langkah pembatasan, mulai dari menangguhkan impor produk laut Jepang hingga memutus dialog tingkat tinggi dan membatasi perjalanan warganya ke Jepang. Beijing juga mengirim lebih dari 100 kapal perang dan penjaga pantai ke perairan Asia Timur. (Antara)
Berita Terkait
-
Amankan Kunjungan Delegasi China, Polda Metro Kerahkan 2.029 Personel
-
DPR Dorong Indonesia Adopsi Kebijakan Korea Selatan untuk Tampilkan Riwayat Pelaku Bully Saat Daftar Kuliah
-
Yusril: Jepang Jadi Mitra Strategis Indonesia Perkuat Reformasi Hukum
-
Korban Pengantin Pesanan di China, Reni Rahmawati Dipulangkan Setelah Resmi Bercerai
-
Xi Jinping Ajak Donald Trump Perkuat Kemitraan China-AS untuk Kemakmuran Bersama
Terpopuler
-
Rhoma Irama Lelang Jas dan Sorban Puluhan Tahun untuk Korban Bencana Sumatera
-
RUU Penyesuaian Pidana Resmi Disetujui DPR untuk Disahkan Jadi Undang-Undang
-
Tak Gentar Dikritik, Zulhas: Silakan Hujat, yang Penting Bantuan Sampai ke Korban
-
Hashim Tegaskan Komitmen Gerindra untuk Perjuangkan Hak Penyandang Disabilitas
-
Review Film Kuyank: Saatnya Horor Berbicara soal Realita Kultural, Bukan Hiperbola
Terkini
-
Rhoma Irama Lelang Jas dan Sorban Puluhan Tahun untuk Korban Bencana Sumatera
-
RUU Penyesuaian Pidana Resmi Disetujui DPR untuk Disahkan Jadi Undang-Undang
-
Tak Gentar Dikritik, Zulhas: Silakan Hujat, yang Penting Bantuan Sampai ke Korban
-
Hashim Tegaskan Komitmen Gerindra untuk Perjuangkan Hak Penyandang Disabilitas
-
KPK Buka Peluang Hadirkan Bobby Nasution di Persidangan Usai Dewas Lakukan Pemeriksaan