Ratna Sarumpaet. (Suara.com/Ria Rizki)

Matamata.com - Kabar buruk baru saja melanda aktivis sekaligus seniman Ratna Sarumpaet. Ibu Atiqah Hasiholan itu dikabarkan dipukuli pada 21 September 2018 lalu saat berkunjung ke Bandung.

Namun hingga sekarang, Ratna Sarumpaet masih belum membuka mulut mengenai kabar burung tersebut. Wajah babak belur Ratna Sarumpaet pun sempat beredar di media sosial seiring dengan meluasnya kabar tersebut.

Wajah babak belur Ratna Sarumpaet. (Twitter/@ayuning_2)

Ditanya oleh banyak pihak, pihak kepolisian Bandung menyatakan jika tak ditemukan nama Ratna Sarumpaet di 23 rumah sakit di Bandung. Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Agung Budi Marwoto tak menemukan laporan dari kasus pemukulan.

Baca Juga:
Kerja Keras Meski Sakit Kanker, Raisa Beri Semangat Sutopo

''Yang tahu kronologisnya, ya yang bersangkutan. Jadi silakan saja tanyakan langsung ke yang bersangkutan,'' kata Agung saat dikonfirmasi, Selasa (2/10/2018), seperti apa yang dikutip dari Suara.com.

Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Agung Budi Marwoto juga mengaku sudah mengerahkan anak buahnya untuk mencari bukti penganiayaan Ratna Sarumpaet. Sayangnya, hingga berita ini dibuat mereka belum menemukan laporan dan bukti penganiayaan Ratna Sarumpaet.

Terlepas dari kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet, wanita berusia 70 tahun ini terkenal dengan beberapa pergerakannya, terutama untuk isu Hak Asasi Manusi (HAM). Ratna Sarumpaet kerap menyuarakan perlawanannya lewat karya seni yang ia buat.

Baca Juga:
Aurel Hermansyah Sering Video Call dengan Marko Simic!

Mulai dari teater hingga film, membantu Ratna Sarumpaet dalam menyuarakan kritiknya. Tak jarang film karyanya dinkmati oleh masyarakat.

Mengawali dengan Teater

Selain menjadi seorang aktivis HAM, Ratna Sarumpaet juga terkenal sebagai seorang penulis naskah dan sutradara. Dilansir dari Wikipedia, salah satu pementasan Ratna Sarumpaet yang terkenal dan menghebohkan adalah pementasan monolog Marsinah Menggugat.

Baca Juga:
5 Seleb Cantik yang Jadi Korban KDRT, Nggak Nyangka

Obsesinya pada dunia teater bermula saat ia bergabung dengan grup pementasan yang dibentuk oleh W.S. Rendra pada 1969 lalu. Ratna Sarumpaet juga sempat mendirikan grup teater yang bernama Satu Merah Panggung.

Ratna Sarumpaet semakin menggeluti dunia teater saat pembunuhan Marsinah pada 1993 terjadi. Dari situ, Ratna Sarumpaet menuliskan beberapa judul pementasan teater yang mengangkat isu pembunuhan Marsinah.

Karena semua karya dan pergerakan yang telah dibuat, Ratna Sarumpaet sempat diangkat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada 2003 hingga 2006.

Baca Juga:
Awas, 7 Gaya Makan Kiki Farel Ini Bisa Bikin Kalian Ngiler

Debut Menulis Naskah Film

Pasca sukses dengan naskah teaternya, Ratna Sarumpaet mulai merambah dunia perfilman. Masih dilansir dari Wikipedia, Ratna Sarumpaet menulis film yang berjudul Jamila dan Sang Presiden.

Film tersebut dibuat karena keresahan UNICEF dan Ratna Sarumpaet terkait banyaknya perdagangan anak-anak. Akhirnya Jamila dan Sang Presiden pun berhasil rilis pada 2009.

Film Jamila dan Sang Presiden. (Youtube/radiatorspring)

Film Jamila dan Sang Presiden mendapatkan sambutan baik. Debut film pertama Ratna Sarumpaet ini dikirim dalam ajang Academy Awards ke-82 untuk Film Berbahasa Asing Terbaik. Sayangnya, film Jamila dan Sang Presiden gagal masuk nominasi.

Meski gagal masuk nominasi Oscar, film Jamila dan Sang Presiden berhasil mendapatkan penghargaan lain. Film yang juga diperankan oleh Atiqa Hasiholan ini berhasil mendapatkan penghargaan NETPAC Award di Roma, Youth Prize dan Public Prize di Prancis.

Load More