Linda Rahmadanti | MataMata.com
Qomar (Suara.com/Wahyu Tri Laksono)

Matamata.com - Pelawak Qomar beberapa waktu yang lalu sempat dikabarkan ditahan oleh polres Brebes, Jawa Tengah. Qomar ditangkap karena dugaan kasus pemalsuan ijazah pendidikan strata dua dan tiga saat mencalonkan diri sebagai Rektor Universitas Mahadi Setiabudi (UMUS) di Brebes.

Selasa (25/6/2019) akhirnya polisi mengabulkan permohonan penangguhan penahanan dan Qomar akhirnya dibebaskan.

Baca Juga:
Bukan Ijazah Palsu Ternyata yang Bikin Qomar Ditahan Polisi

Usai kebebasannya tersebut, Qomar akhirnya memberikan klarifikasi untuk meluruskan pemberitaan yang masih simpang siur.

Qomar bercerita bahwa awalnya dirinya ditawari oleh temannya untuk menjadi rektor.

"Awal 2017 nah ini awal, saya ditelepon oleh temen dosen yang sama-sama ngajar di satu kampus di Cirebon. "Pak Komar ada peluang mau tidak jadi Rektor"," kisah Qomar saat ditemui awak media.

Baca Juga:
Lama Tak Terlihat, Pelawak Qomar Ternyata Aktif Berdakwah

Saat itu, Qomar merasa bahwa dirinya belum menyelesaikan studi doktornya.

"Rektor? Apa nggak salah saya merasa belum selesai doktornya. Tapi kan tidak ada hubungannya,"' imbuhnya.

Namun temannya tersebut terus saja mendesak Qomar untuk sudi bertolak ke UMUS bertemu dengan pemiliknya.

Baca Juga:
Dikenal Sebagai Pelawak, 4 Fakta Nurul Qomar yang Tengah Jadi Sorotan

Nurul Qomar (Instagram/@haji.nurulqomar)

"Udahlah Pak Qomar pergi aja dulu kesana, ketemu. Karena UMUS (Universitas Mahadi Setiabudi) sangat membutuhkan figur rektor yang kosong," ujar Qomar menirukan perkataan temannya.

Setelah itu, Qomar bertolak ke Brebes dan kemudian dirinya diminta untuk menjadi Rektor UMUS.

"Diangkutlah saya kesana. Jadi diminta, bukan melamar. Diminta, dipinang, diangkut saya kesana," tegas Qomar.

"Tanpa uji kelayakan, tanpa fit and proper test, tanpa ada sidang senat untuk menyetujui Haji Qomar rektor," pungkasnya.

Qomar sendiri tidak tahu-menahu perihal cara temannya mempromosikan dirinya untuk bisa menjadi rektor UMUS.

"Tapi mungkin dengan bijaksana pak beliau rektorat melihatnya saya sebagai mantan anggota Komisi X DPR RI dan public figure. Nggak tahu temen saya jualannya seperti apa," tutupnya.

Load More