Matamata.com - Grup band legendaris Base Jam memberikan klarifikasinya terkait konsernya yang dibubarkan oleh sekelompok orang di Naggroe Aceh Darussalam.
Melalui akun Instagram resminya @basejamofficial, Sigit Whardhana, vokalis grup band Base Jam menyampaikan permintaan maaf.
"Kami dari Base Jam ingin menanggapi tentang kejadian konser Base Jam di Aceh Culinary Festival tadi malam.
"Kami ingin meminta maaf buat semua pihak yang terkait yang langsung atau tidak langsung atas ketidaknyamannnya. Yang pasti kita juga minta maaf kepada mis n freind di Aceh yang sudah mendukung menanti kami selama 25 tahun ini sampai akhirnya kami bisa datang ke Aceh," kata Sigit Whardana sidampingi personle lainnya.
"Kami sangat menyesal dan menyayangkan situasi yang terjadi semalam. Terutama dari rencana setlist kami menyanyikan 10 lagu dan kami hanya bisa menyanyikan 3 lagu tadi malam," kata personel lainnya.
Di ujung klarifikasi, Base Jam berharap bisa kembali ke Aceh dengan situasi yang lebih kondusif.
"Kami ingin berterima kasih kepada pemprov Aceh dan penyelenggara yang sudah mempercayakan kami untuk mengisi acara di Aceh Culinary Fersitval. Dan juga khusus kepada kepolisian yang telah memberikan dukungan dan pengamanan yang sangat baik selama kami ada di sini.
Dan kami sangat aman. Kami berharap bisa kembali ke Aceh di waktu mendatang dengan kondisi dan situasi yang lebih kondusif dan menyenangkan," timpal personel lainnya.
Penampilan grup band Base Jam Aceh Culinary Festival (ACF) pada Minggu (7/7/2019) di Banda Aceh kemarin dibubarkan oleh sekelompok orang.
Rupanya, para personel maupun manajemen sudah tahu jika rencana penanampilan mereka di sana sudah bermasalah sejak awal. Mereka yang protes keberatan dengan desain poster konser, yakni foto Masjid Raya Baiturrahman berada di bawah personel Base Jam.
Sita, salah satu personel Base Jam, mengaku tahu hal itu dari pihak Even Organizer (EO). Ketika diberitahu, manajemen Base Jam meminta agar poster diturunkan dan diganti dengan yang baru.
"Akhirnya diganti sama tulisan aja tanpa foto personel," kata Sita dihubungi Senin (8/7/2019).
Merasa sudah beres, Base Jam tetap terbang ke Band Aceh untuk mengisi acara tersebut. Setibanya di sana, polisi memberitahu jika ada sekelompok orang yang hendak menghentikan konser.
"Kita nggak tahu sih di belakang yang terjadi apa antara EO-nya dengan kepala dinas atau pemerintah provinsi ngapain aja. Tapi sampai jam 10 kami siap," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan penampilan Base Jam di acara ACF dibubarkan sekelompok orang. Waktu itu, Sita dan kawan-kawan baru membawakan 3 lagu.
Berita Terkait
-
Bupati Aceh Timur Minta Hunian Darurat untuk Korban Banjir Lokop
-
Aceh Terima Tambahan 1.700 Ton Beras untuk Warga Terdampak Bencana
-
Baznas RI Dirikan Dapur Umum untuk 1.200 Korban Banjir di Pidie Jaya
-
Komdigi Kirim 2 Ton Bantuan untuk Ringankan Dampak Bencana di Aceh
-
Koalisi Sipil Mendesak Presiden Tetapkan Status Darurat Bencana Nasional
Terpopuler
-
Satgas Telusuri Dugaan Kerusakan Hutan Penyebab Banjir dan Longsor di Sumatera
-
ESDM Identifikasi 23 Izin Tambang di Tiga Provinsi Terdampak Banjir dan Longsor
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
-
Siswa MTs di Banyuwangi Raih Medali Perak di Olimpiade Sains Junior Internasional Rusia
-
Kemenag dan LPDP Kebut Penyaluran Beasiswa Menjelang Batas Akhir Anggaran 2025
Terkini
-
Bandit Tayang Perdana di JAFF 2025: Drama Aksi tentang Pelarian & Balas Dendam
-
Bukan Sekadar Nostalgia: Ini 3 Alasan Setting Film 'Rangga & Cinta' Tetap di Tahun 2000-an
-
LAKON Indonesia Membawa Warisan dan Inovasi ke Panggung Utama Osaka World Expo
-
Siapa Rachquel Nesia? Aktris Muda yang Baru Resmi Menikah dengan Kevin Royano
-
Tak Perlu Bingung, Ini 5 Tips Mengunjungi Universal Studio Japan Saat Peak Season