Suami Nikita Willy Ungkap Alasan Lahiran di AS, Ingin Dobel Warga Negara?

Matamata.com - Suami Nikita Willy, Indra Priawan, menuai nyinyiran netizen saat menjelaskan alasan lahiran di Amerika Serikat.

Menurut suami Nikita Willy, alasannya memilih tempat lahiran di Amerika Serikat adalah karena ingin mendapat fasilitas kesehatan yang terbaik.

"Karena kita ingin mendapatkan fasilitas kesehatan yang terbaik buat anak kita dan buat Niki saat melahirkan," kata suami Nikita Willy. 

Baca Juga:
Ibu Vanessa Khong Murka Keluarganya Dituding Cicipi Uang Indra Kenz, Pamer Bukti Bayar Pajak Rp980 Juta

Selain itu, Indra Priawan juga menilai Amerika Serikat menjadi tempat yang terbaik bagi ibu hamil untuk melahirkan di tengah pandemi Covid-19.

"Kondisi Covid sekarang tidak terkendali ya, jadi kita penginnya pas Niki lahiran mendapatkan perawatan yang terbaik," sambungnya.

Sementara itu, Nikita Willy sebagai ibu hamil merasa mendapatkan banyak manfaat bisa melahirkan di Amerika Serikat.

Baca Juga:
Angelina Sondakh Blak-blakan Masuk Islam Bukan dari Hati, Pilih Jadi Mualaf karena Cinta Adjie Massaid

"Dan banyak sekali benefit yang aku dapatkan di sini sebagai ibu hamil ketika stay di sini," sambung Nikita Mirzani.

Unggahan video pengakuan Indra Priawan dan Nikita Mirzani tersebut menyebar luas dan menjadi perbincangan hangat sejumlah netizen.

"Gimana menurut kalian?" tulis akun gosip @insta_julid.

Baca Juga:
Hirup Udara Bebas Setelah 10 Tahun Dipenjara, Angelina Sondakh Kaget Ada Banyak Jalan Tol

Terkait hal itu, beberapa netizen menilai alasan Nikita Mirzani melahirkan di Amerika Serikat yang sesungguhnya berkaitan dengan kewarganegaraan anaknya kelak.

Seperti diketahui, Amerika Serikat menganut paham Ius Soli atau asas yang menentukan kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahirannya.

"Bilang aja pingin dobel warga negara," tulis seorang netizen. "Dapat dua kenegaraan USA dan Indonesia," ujar netizen lain. "Kayak di Indonesia enggak ada rumah sakit bagus aja," balas netizen lainnya.

Baca Juga:
Pihak Doddy Sudrajat Tolak Tuntutan Nafkah Rp 10 Juta Sebulan, Tak Punya Pekerjaan Tetap Jadi Pertimbangan