Matamata.com - Mungkin para millenial akan mengerenyitkan dahi ketika ditanya mengenai lagu Dancing Queen dari band lawas ABBA.
Tapi, jika pernah menyaksikan film Mamma Mia! yang dirilis pada 2008, mungkin kamu akan mulai 'ngeh' dengan lagu tersebut.
Hari ini, tepat pada 9 April 41 tahun silam, lagu yang dirilis pada Agustus 1977 tersebut merajai tangga lagu di Amerika Serikat,
Bukan cuma itu, lagu Dancing Queen juga mengukir prestasi sebagai lagu nomor wahid di Britania Raya pada 1976 dan 12 negara lainnya.
Ketika mendengar lagu 'Dancing Queen', kamu pasti membayangkan suasana ceria, penuh dengan kelap kelip lampu disko di era 70-an.
Yang terbayang tentunya, lantai dansa yang dipenuhi dengan para pria dengan celana panjang bootcut dan wanita dengan busana beragam corak warna.
Namun, tahukah kamu?
Ternyata ada kisah kelam dari lagu seceria itu seperti dikutip Matamata dari tulisan Angus Harrison di laman Thump, Senin (9/4/2018):
Dalam tulisan tersebut, Harrison mengatakan bahwa Dancing Queen merupakan rekaman paling menyedihkan sepanjang sejarah.
Jika kamu ditanya kapan kali pertama mendengar lagu Dancing Queen, kemungkinan kamu akan menjawab di pesta pernikahan atau pesta ulang tahun seseorang yang ke-40.
Mungkin saat itu kamu masih berusia 5 tahun.
Saat itu, mungkin terdengar suara para orangtua menggema di udara dengan gemerincing suara gelas serta tawa mereka.
Tapi di tengah suasana ceria tersebut, Harrison memberikan kesadaran bahwa Dancing Queen merupakan rekaman paling menyedihkan yang pernah dibuat.
Kamu mesti mendengarkan lagunya dulu, lupakanlah citra ABBA sebagai grup vokal yang manis dan terkenal di seantero Eropa.
Dengarkan secara seksama, dan perhatian baik-baik.
Bagus kan ya lagunya?
Kepada Thump, DJ Harvey mengatakan Dancing Queen merupakan salah satu rekaman disko yang paling bagus. Itu tak terbantahkan.
Lagu tersebut, menurut DJ Harvey, memiliki kualitas yang tinggi dan sangat dicintai.
Aransemennya yang riang. Sangat peka dan menyangkut di telinga. Paduan suara yang tertata rapi dan suara string yang menyayat.
Lagu itu sempurna, kalian sudah tahu fakta itu ketika mendengarnya.
Hal paling mendasar dan penting, kamu tentunya menghabiskan seluruh hidup untuk meyakini bahwa Dancing Queen merupakan lagu tentang gadis berusia 17 tahun yang berdansa.
Tapi, pernahkah kamu berpikir ada sudut pandang lain dari lagu yang menghantui telinga tersebut?
Coba kita simak liriknya:
You are the Dancing Queen, young and sweet, only seventeen
Dancing Queen, feel the beat from the tambourine
You can dance, you can jive, having the time of your life
See that girl, watch that scene, digging the Dancing Queen
Yes, tidak ada kesalahan sedikit pun dari lirik tersebut. Lagu itu berkisah tentang ratu dansa, tapi ini bukan dinyanyikan oleh sang ratu itu sendiri. Di sinilah tragedi itu.
Narator dalam lagu tersebut menyadari bahwa subjek dalam lagu itu bukan lagi seorang ratu dansa. Dia sudah tidak muda, tidak manis dan tidak lagi berusia 17 tahun.
Dan, sebaliknya, subjek di lagu tersebut hanya menyaksikan lantai dansa dari balik bar, angannya melayang bersama kenangan dan kesempatan yang gagal direnggut.
Subjek di lagu itu memang pernah berusia 17 tahun dan dia benar-benar tidak menyadari bahwa momen tersebut bakal berakhir.
Dancing Queen merupakan lagu yang bercerita tentang 'akhir' atau setidaknya detik-detik menuju ke sana.
Lagu ini merupakan nomor yang menghormati kebenaran bahwa waktu akan berlalu dan hanya bergerak dalam satu arah. Tidak akan kembali.
Mendengar lagu Dancing Queen membanjiri lantai dansa yang dikepung dengan nyalanya cahaya, merupakan momen yang sangat indah, sekaligus sedih.
Bahkan, Harrison dalam tulisannya, menyebutkan bahwa ketika mendengarkan Dancing Queen, terlebih di menit 2:57, dia seolah mendengar orang berteriak.
"Bukan teriakan suka cita, melainkan jeritan kepedihan," tulis Harrison dalam artikel tersebut.
Menuru Harrison, hal paling baik yang harus kita lakukan adalah melihat yang terbaik dan mengingat bahwa kita adalah yang terbaik.
Ini merupakan sebuah lagu ketika nilai dari kenangan kamu lebih berat ketimbang nilai dari ambisimu.
'Dancing Queen', merupakan sebuah lagu yang sering dimainkan oleh para DJ seolah mereka mengatakan kepada penonton untuk 'pakai sepatu dansa Anda'.
Namun, dari sisi lain, lagu ini mengatakan kita untuk melihat sebuah pesta dari sisi lain, dan menyadari bahwa kamu tidak mungkin tidak akan pernah datang ke sana lagi suatu saat.
Ya, 'Dancing Queen' merupakan sebuah lagu tentang kematian.
Berita Terkait
-
Dijuluki Dancing Queen, Hyoyeon SNSD Pernah Gak Ganti Baju 5 Hari
-
Grup Musik Legendaris Abba Bakal Bersaing dengan Penyanyi Muda di Grammy Awards 2022
-
Giring Grogi Manggung Lagi Bareng Nidji, Sibuk Berpolitik?
-
Gaya 10 Seleb yang Lakukan In My Feeling Challenge, Kocak Banget
-
Setelah 35 Tahun Hiatus, ABBA Kembali Dengan Dua Single Terbaru
Terpopuler
-
Fadly Faisal Dihujat gegara Belakangi Wajah Duta SO7 saat Tampil, Dibela Fans: Sombong dari Mana Sih?
-
Foto Bareng Keanu Massaid di Barcelona, Angelina Sondakh Ingat Adjie Massaid: Senyumnya Mirip!
-
Terlihat Tegar, Geni Faruk Pernah Nangis Ngeluh Capek Punya 11 Anak
-
Tarif Band Gilga Sahid Suami Happy Asmara Capai Rp310 Juta per Manggung, Tuai Sindiran Pedas: Berasa Sekelas Agnez Mo
-
Uut Permatasari Goyang Erotis Padahal Istri Perwira Polisi: Walaupun Kamu Artis, Tolong Kurangi!
Terkini
-
Gosip Justin Bieber Bangkrut karena Utang Rp320 Miliar Menggemparkan, Bagaimana Fakta Kondisi Finansialnya?
-
Misi 10 Menit di Luar Angkasa: Blue Origin Dikritik Usai Terbangkan Katy Perry dkk
-
Azealia Banks Picu Kontroversi Usai Sebut Indonesia dengan Kata Kasar di Media Sosial
-
Perseteruan Kim Soo Hyun dan Keluarga Kim Sae Ron, Gugatan Hukum Terancam Tak Berlanjut
-
Kontroversi Timnas U-23 vs Uzbekistan: Benarkah Akan Diulang?