Matamata.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) membuka peluang pelatihan bagi para guru agar dapat menjadi pendamping bagi anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari upaya percepatan pembangunan pendidikan inklusif yang berkualitas.
“Bisa guru-guru yang kita berikan pelatihan untuk nanti mendampingi anak-anak yang berkebutuhan khusus,” ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, usai menghadiri Festival Harmoni Bintang di Jakarta, Minggu (3/8).
Menurut Abdul Mu’ti, minimnya tenaga pendidik menjadi salah satu tantangan utama dalam mewujudkan pendidikan inklusif. Selain itu, masih terbatasnya jumlah sekolah yang mampu menampung anak berkebutuhan khusus juga menjadi persoalan krusial.
“Belum semua anak berkebutuhan khusus itu tertampung di sekolah-sekolah inklusi. Ini memang persoalan yang harus nanti kita perlahan-lahan coba kita selesaikan,” jelasnya.
Tak hanya soal tenaga dan fasilitas, Mendikdasmen juga menyoroti tantangan dari sisi kultural. Ia menyebut masih ada sebagian orang tua yang enggan menyekolahkan anaknya di sekolah inklusi karena kekhawatiran atau rasa malu.
“Sebagian orang tua itu belum siap anaknya sekolah yang di situ ada anak-anak berkebutuhan khusus. Ini juga menjadi kendala kultural untuk sekolah inklusi,” ungkap Abdul Mu’ti. “Sebagian orang tua merasa malu atau merasa khawatir kalau anaknya ini belajar satu kelas dengan mereka berkebutuhan khusus.”
Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kemendikdasmen berkomitmen untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut secara bertahap.
“Kendala-kendala ini nanti coba kami selesaikan secara bertahap, tapi intinya kami berusaha untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang bermutu untuk semua secara bertahap, sesuai dengan kemampuan kita dan hubungan berbagai pihak,” pungkasnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Menag Nasaruddin Umar: Guru Penentu Arah Pendidikan dan Masa Depan Bangsa
-
Pemerintah Targetkan 104 Sekolah Rakyat Rampung pada 2026
-
KPK Siapkan Kurikulum Antikorupsi untuk Putus Mata Rantai Regenerasi Koruptor
-
Prabowo Genjot Digitalisasi Pendidikan, Targetkan 1 Juta Smartboard Terpasang pada 2026
-
DPR Apresiasi Presiden Pulihkan Hak Dua Guru Luwu Utara: Negara Tegaskan Perlindungan untuk Pendidik
Terpopuler
-
Zulhas Optimistis TPST Bantargebang Bersih Sampah dalam Dua Tahun lewat Skema WTE
-
Mentan Laporkan 44 Ribu Ton Beras Bantuan untuk Sumatera, Presiden Beri Apresiasi
-
BRIN Siap Produksi X-Ray Peti Kemas Berfitur RPM untuk Perkuat Pengawasan Bea Cukai
-
Kepala BGN Laporkan Insiden Mobil MBG di Jakut kepada Presiden Prabowo
-
KPK Duga Muhammad Chusnul Terima Rp12 Miliar dari Pengaturan Proyek Jalur Kereta DJKA
Terkini
-
Zulhas Optimistis TPST Bantargebang Bersih Sampah dalam Dua Tahun lewat Skema WTE
-
Mentan Laporkan 44 Ribu Ton Beras Bantuan untuk Sumatera, Presiden Beri Apresiasi
-
BRIN Siap Produksi X-Ray Peti Kemas Berfitur RPM untuk Perkuat Pengawasan Bea Cukai
-
Kepala BGN Laporkan Insiden Mobil MBG di Jakut kepada Presiden Prabowo
-
KPK Duga Muhammad Chusnul Terima Rp12 Miliar dari Pengaturan Proyek Jalur Kereta DJKA