Matamata.com - Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mengusulkan agar pemerintah menghadirkan program beasiswa pendidikan kedokteran khusus bagi santri, dengan sistem penugasan kembali ke pesantren asal. Menurutnya, langkah ini dapat memastikan keberlanjutan layanan kesehatan di lingkungan pesantren.
“Kalau ada dokter dari kalangan santri sendiri yang kembali mengabdi di pesantren asalnya, maka pelayanan kesehatan akan jauh lebih berkelanjutan. Santri akan lebih terjamin kesehatannya dan pesantren bisa tumbuh lebih sehat serta kuat,” ujar Arzeti Bilbina di Jakarta, Selasa.
Usulan tersebut disampaikan seiring adanya kolaborasi antara Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Program Pesantren Sehat. Arzeti menegaskan dukungan penuhnya terhadap program tersebut.
Menurut dia, pesantren dengan ribuan santri di dalamnya memerlukan pelayanan kesehatan yang intensif dan berkesinambungan.
“Pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, melainkan juga tempat para santri tinggal dan beraktivitas sehari-hari. Karena itu mereka memerlukan perhatian khusus dalam aspek kesehatan, mulai dari sosialisasi pentingnya hidup sehat hingga peningkatan layanan kesehatan yang tersedia di lingkungan pesantren,” jelasnya.
Sebelumnya, Direktorat Pesantren Kemenag bersama Direktorat Promosi Kesehatan Kemenkes telah memperkuat layanan kesehatan di pondok pesantren melalui Program Pesantren Sehat.
“Kami berharap kerja sama ini dapat lebih diperkuat, khususnya dalam penyelarasan Program Pesantren Sehat dengan inisiatif Pesantren Ramah Anak,” kata Direktur Pesantren Kemenag Basnang Said pada Senin (15/9).
Basnang menambahkan, terdapat tiga aspek utama yang ditekankan dalam program tersebut, yaitu pembiasaan aktivitas fisik rutin, edukasi perilaku sehat, dan pembinaan kader kesehatan. Selain itu, layanan kesehatan di pesantren juga diperkuat dengan empat indikator, di antaranya penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan gratis dan keberadaan ruang kesehatan di pesantren. (Antara)
Berita Terkait
-
Kemenag dan LPDP Kebut Penyaluran Beasiswa Menjelang Batas Akhir Anggaran 2025
-
Ribuan Sekolah Rusak di Sumatera, DPR Desak Pemerintah Dirikan Sekolah Darurat
-
DPR Dorong Indonesia Adopsi Kebijakan Korea Selatan untuk Tampilkan Riwayat Pelaku Bully Saat Daftar Kuliah
-
Komisi XI DPR Minta Hico-Scan Diambil Alih Negara demi Perkuat Pengawasan Bea Cukai
-
DPR RI Distribusikan 98 Ton Bibit Jagung untuk Dongkrak Produksi di Muna dan Mubar
Terpopuler
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
-
Siswa MTs di Banyuwangi Raih Medali Perak di Olimpiade Sains Junior Internasional Rusia
-
Kemenag dan LPDP Kebut Penyaluran Beasiswa Menjelang Batas Akhir Anggaran 2025
-
Bupati Aceh Timur Minta Hunian Darurat untuk Korban Banjir Lokop
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera
Terkini
-
Menkeu Siapkan Dana Tambahan, Tunggu BNPB Ajukan Anggaran Penanganan Banjir Sumatera
-
Siswa MTs di Banyuwangi Raih Medali Perak di Olimpiade Sains Junior Internasional Rusia
-
Kemenag dan LPDP Kebut Penyaluran Beasiswa Menjelang Batas Akhir Anggaran 2025
-
Bupati Aceh Timur Minta Hunian Darurat untuk Korban Banjir Lokop
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera