Matamata.com - Konflik antara Rusia dan Ukraina kembali memanas setelah serangkaian serangan drone Ukraina berhasil menimbulkan kerugian besar di pihak militer udara Rusia.
Dalam insiden yang digambarkan media Barat sebagai “Pearl Harbor modern”, puluhan pesawat pengebom strategis Rusia, termasuk jet-jet tempur yang memiliki kemampuan membawa senjata nuklir, dikabarkan hancur dan rusak akibat gempuran drone pada akhir pekan lalu.
Serangan besar-besaran tersebut menargetkan Bandara Militer Engels yang terletak di Saratov, Rusia, sebuah fasilitas vital yang selama ini menjadi markas peluncuran jet-jet pengebom strategis Rusia.
Serangan drone Ukraina pada Sabtu (1/6) menimbulkan kerusakan serius terhadap armada pesawat tempur Rusia, termasuk pesawat pembawa rudal jelajah. Di antara armada yang terkena dampak, terdapat pesawat Tu-95 Bear dan Tu-22M yang dikenal sebagai pengebom utama dengan kemampuan membawa senjata pemusnah massal.
Informasi dari laporan open source mengungkapkan sekitar 21 pesawat, baik sedang parkir maupun dalam posisi siaga, terbakar akibat serangan drone yang diduga dilakukan secara simultan dalam jumlah besar.
Menurut sumber yang dikutip dari Sindonews, serangan berhasil melumpuhkan setidaknya dua pesawat Tu-22M dan beberapa Tu-95. Selain itu, sejumlah pesawat pengebom ringan dan pesawat pengintai juga rusak. “Ini menjadi kerusakan terbesar yang dialami Rusia dalam satu waktu sejak perang dimulai,” sebut laporan tersebut.
Serangan ini bahkan mendapat perhatian dari media asing, yang menyebutnya sebagai “Pearl Harbor versi modern.” Dalam catatan Sindonews, peristiwa ini menyerupai serangan tiba-tiba ke pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbor pada tahun 1941.
“Serangan drone ini sangat mengejutkan militer Rusia, karena skala kerusakan yang terjadi begitu besar dan menghancurkan desain pertahanan udara mereka,” demikian analisa tersebut.
Pihak Ukraina menyatakan serangan ini merupakan bentuk balasan atas aksi serangan terus-menerus yang dilakukan Rusia ke wilayah permukiman di Ukraina. Salah satu pejabat Ukraina menegaskan, “Setiap agresi Rusia akan mendapat balasan setimpal di mana pun. Kami akan melindungi rakyat kami dengan segala cara,” ujarnya sebagaimana dikutip CNBC Indonesia.
Di sisi lain, pihak berwenang Rusia mengakui telah terjadi serangan dan beberapa fasilitas terkena dampaknya, namun jumlah kerusakan dan korban tidak dijelaskan secara rinci.
Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina meningkatkan intensitas serangan jarak jauh, menggunakan drone yang dimodifikasi khusus untuk menyerang fasilitas vital di wilayah Rusia. Selain menimbulkan kerugian material, serangan ini disebut juga menurunkan moral militer Rusia di garis depan.
Serangan ke Bandara Engels disebut Sindonews sebagai pukulan telak bagi kekuatan udara Rusia. Selain menyebabkan kerusakan pada pesawat, sejumlah bahan bakar dan gudang suku cadang dilaporkan juga ikut terbakar.
Adapun para ahli menilai tindakan Ukraina sebagai langkah strategis untuk menekan kemampuan ofensif Rusia agar tidak terus menyerang kota-kota besar Ukraina menggunakan rudal jarak jauh.
Peristiwa ini menggarisbawahi semakin intensifnya penggunaan teknologi drone di medan perang modern. Dengan kemampuan manuver yang sulit dideteksi dan biaya operasional yang relatif murah, drone kini menjadi senjata strategis yang berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan di lapangan.
“Serangan drone ini membuktikan bahwa teknologi baru dapat menjadi penentu dalam konflik bersenjata,” tutup analisa CNBC Indonesia.
Dengan terjadinya serangan ini, eskalasi konflik di kawasan diperkirakan akan terus meningkat. Masyarakat internasional pun kembali menyerukan agar kedua pihak segera mencari solusi damai dan menghentikan serangan yang mengakibatkan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur sipil maupun militer.
Berita Terkait
-
XiTrump Bahas Taiwan hingga Ukraina, Tekankan Pentingnya Hubungan Stabil ChinaAS
-
Prabowo Bahas Kerja Sama Obat Murah hingga Kapal Listrik dengan Konglomerat Rusia Sistema Group
-
Putin Klaim Rusia Berhasil Uji Coba Drone Bertenaga Nuklir Poseidon
-
China Tantang Tekanan Trump, Tegaskan Kerja Sama Energi dengan Rusia Tak Akan Terhenti
-
China Tegas Bantah Tuduhan Konspirasi Trump dengan Rusia dan Korea Utara
Terpopuler
-
Mahasiswa Palangka Raya Nyalakan Seribu Lilin untuk Korban Banjir Sumatera
-
211 Titik Blank Spot di Sulsel Segera Teraliri Internet, Pemerintah Targetkan Aktivasi Akhir Tahun
-
Wapres Gibran Janji Percepatan Penanganan Bencana di Sumut
-
Sekjen Liga Muslim Dunia Sampaikan Belasungkawa dan Tawaran Dukungan untuk Korban Banjir Indonesia
-
Mangkir Dua Kali, Selebgram Lisa Mariana Dijemput Paksa Terkait Video Asusila
Terkini
-
Gara-gara Telat 3 Menit, Travis Scott Bikin Coachella Rugi Ratusan Juta Rupiah
-
Shah Rukh Khan Menggebrak Met Gala 2025: Tampil Ikonik demi Sang Putri
-
Jelang Ulang Tahun Pernikahan ke-14, Kate Middleton Tampil dengan Gaya Rambut Baru
-
Tersandung Skandal, Kim Soo Hyun Terancam Bangkrut Akibat Gugatan Pengiklan Senilai Rp116 Miliar
-
Romantisnya Kencan Prom Selena Gomez dan Benny Blanco, Disebut Pacar Idaman oleh Warganet