Matamata.com - Menteri Perdagangan Indonesia, Budi Santoso, menyerukan agar negara-negara berkembang segera mempercepat langkah menuju industrialisasi berkelanjutan dengan berfokus pada tiga prioritas utama pembangunan.
Dalam pidatonya pada sesi kedua Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan dan Investasi G20 (TIMM) di Gqeberha, Afrika Selatan, Jumat (11/10), Santoso menegaskan bahwa hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperkuat serta memanfaatkan kapasitas produktif nasional untuk mendorong transformasi menuju industri bernilai tambah tinggi dan berbasis pengetahuan.
“Yang kedua adalah meningkatkan rantai nilai global dengan memperluas basis manufaktur di sektor-sektor strategis seperti semikonduktor, baterai kendaraan listrik, dan farmasi,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (12/10).
Ia menambahkan, prioritas ketiga mencakup pembangunan industri hijau guna mendukung peralihan menuju ekonomi rendah karbon yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Santoso juga menyoroti pentingnya komitmen bersama dalam memperkuat sistem perdagangan multilateral yang adil, inklusif, dan berkelanjutan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan perdagangan dunia.
Menurutnya, negara-negara berkembang perlu memperkuat ketahanan ekonomi domestik agar kebijakan strategis yang dijalankan mampu merespons tantangan global secara efektif.
“Kekuatan ekonomi harus dibangun dari dalam melalui kebijakan yang baik, konektivitas regional yang kuat, dan kolaborasi lintas batas yang produktif,” kata Santoso.
Ia juga menekankan bahwa perdagangan regional memiliki peran penting dalam memperkuat rantai pasokan serta memperluas akses pasar. Dalam konteks ini, ASEAN disebutnya telah menjadi jangkar stabilitas sekaligus basis produksi utama bagi berbagai sektor industri di kawasan.
Santoso mengingatkan negara-negara berkembang agar tetap waspada dan mengambil langkah kebijakan yang tepat demi menjaga ketahanan ekonomi nasional maupun global.
“Di tengah gejolak global dan tekanan ekonomi, harapan bukanlah strategi — kesiapsiagaan adalah jawabannya,” ujarnya menegaskan.
Pernyataan tersebut disampaikan ketika para anggota G20 membahas upaya mengatasi gangguan rantai pasokan, transformasi industri, serta investasi berkelanjutan sebagai bagian dari agenda memperkuat pemulihan ekonomi global. (Antara)
Berita Terkait
-
Nova Arianto Bersyukur Timnas U-17 Raih Kemenangan Perdana di Piala Dunia
-
Kemendikdasmen dan Universitas Al-Azhar Buka Prodi Bahasa Indonesia, Catat Sejarah Baru di Mesir
-
Menlu Pastikan Raja Yordania Kunjungi Indonesia, Akan Bertemu Presiden Prabowo
-
Menteri ESDM Kaji Tambang Freeport yang Tidak Terdampak Longsor untuk Kembali Beroperasi
-
IndonesiaKorsel Teken MoU Dorong Pemasaran Kopi RI di Goyang
Terpopuler
-
Wamendiktisaintek Apresiasi Riset RISE Unhas yang Berdampak Langsung pada Masyarakat
-
Menag Ajak Guru Madrasah Perkuat Pendidikan Beradab Berlandaskan Nilai Pancasila
-
RCTI Didukung Kemenparekraf dan Langit Musik, Hadirkan 'IMA 2025'
-
PBNU Sesalkan Perilaku Gus Elham yang Dinilai Tak Cerminkan Akhlakul Karimah
-
KPK Periksa Sestama Baznas Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag 20232024
Terkini
-
Wamendiktisaintek Apresiasi Riset RISE Unhas yang Berdampak Langsung pada Masyarakat
-
Menag Ajak Guru Madrasah Perkuat Pendidikan Beradab Berlandaskan Nilai Pancasila
-
PBNU Sesalkan Perilaku Gus Elham yang Dinilai Tak Cerminkan Akhlakul Karimah
-
KPK Periksa Sestama Baznas Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag 20232024
-
Menkes: 52 Juta Warga Ikuti Cek Kesehatan Gratis, Dorong Peningkatan Skrining Tuberkulosis